Beberapa waktu yang lalu saya sempat berdiskusi dengan
rekan-rekan kerja mengenai value ataupun spirit dalam mengelola bawahan. Bahasa
kerennya ‘Subordinate Management’
(Baca: Pengelolaan Bawahan/ Team). Ada banyak gagasan dan semangat mengenai
value tersebut yang saya terima dari rekan-rekan kerja tadi. Semuanya hebat.
Banyak yang mengutip para pakar manajemen kepemimpinan (dalam dan luar negeri).
Ada juga yang mencoba mencari-cipta sendiri.
Kemudian, tiba
saatnya giliran saya yang menyampaikan value yang saya gunakan dalam
mengelola team/ bawahan. Mungkin pada awalnya, begitu mendengar penjelasan
saya, rekan-rekan tersebut mengira saya sok
narsis. Kenapa? Karena saya
mengajukan gagasan value berikut ini: The Power of F.E.R.I. Kekuatan FERI? Dan kebetulan
F.E.R.I adalah sama dengan nama depan saya. Tentu tidak mengherankan jika
mereka berfikir saya narsis. Namun saya punya penjelasan lain.
The Power of F.E.R.I. (baca: ef, e, er, i) bukanlah merujuk
pada personal saya pribadi. Ia bermakna: Daya dari makna huruf F.E.R.I. Lalu, apa
saja makna keempat huruf tersebut?
F: Freedom.
Kebebasan. Itu spirit yang sangat humanis yang wajib
dimiliki oleh semua karyawan, karena itu hak mereka. Sehingga jelas itu akan
saya utamakan dalam team. Tapi semua ada aturannya. Kebebasan yang bertanggung
jawab adalah maksud saya dengan value ini. Terutama dalam menyusun rencana aksi
dalam menghadapi tantangan berorganisasi, selain saya bisa memberikan instruksi
langsung, juga sering saya lakukan pemberian ‘kebebasan’ kepada karyawan dalam
menyampaikan inisiatif. Tidak jarang ide-ide segar dari karyawan sangat
membantu organisasi untuk tetap runs well
dan mencapai performa puncak.
E: Enthusiastic.
Antusias. Value ini diperlukan untuk menjadi pemantik api
semangat dalam bekerja. Banyak ide segar yang ingin dikeluarkan oleh seorang
karyawan pada saat meeting menjadi tidak ditanggapi oleh forum karena yang
menyampaikannya tidak memperlihatkan antusiasme sedikit pun. Demikian
sebaliknya, kadang ide yang biasa-biasa saja, namun karena dikemas dengan
antusias oleh sang penggagas, ia menjadi menarik attensi forum dan menjadi boom.
Antusiasme ini (harus) saya lakukan setiap saat dalam
berinteraksi di keorganisasian. Demikian pun pada bawahan/ team, mereka harus
juga memperlihatkan antusiasme yang sama atau lebih. Karena antusiasme
menunjukkan berapa serius kita dalam bekerja.
R: Rely on each other.
Saling mengandalkan, inter-dependent. Value ini harus
dipahami secara teliti. Ia bermakna saling mengandalkan bukan dalam perspektif negative.
Dalam kacamata negative, value ini terlihat mematikan semangat mandiri dan
kinerja personal. Bukan. Samasekali bukan itu maksudnya. Value yang saya
terapkan ini adalah spirit dalam team-work. Bahwa dalam organisasi, kita bukan
pribadi yang terpisah dari yang lain. Semua personal yang terlibat saling
terkait, saling terandalkan dengan fungsi masing-masing, saling tergantung sama
lain. Karena tidak ada Mac Gyver dalam
team yang bisa bekerja sendiri tanpa bantuan personal atau divisi lain.
Makna dasar yang coba saya sampaikan adalah semangat
berkerja sama dalam menyelesaikan masalah atau tantangan yang dihadapi. Dengan kerjasama
team, pekerjaan berat menjadi ringan, yang rumit menjadi sederhana. Karena ‘TEAM’
adalah Together Everyone Achieves More.
I: Internalization.
Internalisasi atau penghayatan nilai-nilai tertentu adalah
sangat krusial. Karena kami bekerja di dunia service, maka semangat utama yang
harus dan selalu kami junjung tinggi adalah pemenuhan kepuasan pelanggan
(Customers Satisfaction). Penghayatan akan nila-nilai kepuasan pelanggan adalah
syarat mutlak untuk menjadi karyawan yang berdedikasi di perusahaan. Dalam
prakteknya, apapun yang dilakukan dalam organisasi atau perusahaan tersebut
harus selalu refers to fulfill the
customers’ needs; satisfaction.
Demikianlah empat value yang saya yakini baik dan bisa diterapkan
dalam mengelola team/ bawahan agar team senantiasa efektif. Karena team yang efektif
akan berdampak pada efisiensi dalam pengelolaan dan membuat organisasi menjadi
solid dalam menghadapi tantangan apapun. Dan pada ujungnya mengantarkan
organisasi pada goal yang ditetapkan.
***
Jika pembaca merasa artikel ini bermanfaat, sila saja digunakan
atau disebarluaskan asal tetap menuliskan source-nya dan tidak mengklaim
sebagai tulisan sendiri.
*Picture is powered by google
Simak juga artikel berikut:
Empat Dasar Kepemimpinan Efektif
Mengatasi Bawahan yang Sulit
Modal Dasar kepemimpinan
The Power of FERI
Simak juga artikel berikut:
Empat Dasar Kepemimpinan Efektif
Mengatasi Bawahan yang Sulit
Modal Dasar kepemimpinan
The Power of FERI