AWW
Tahun 2012 tiba-tiba saja menjadi populer.
Plot diawali tahun 2009, diperlihatkan planet-planet beredar mengelilingi Matahari. Kemudian, close up, permukaan Matahari dengan ledakan solar flare-nya. Terlihat kegiatan yang luar biasa. Setting..pindah ke India tahun 2010, salah satu tambang, diberitakan temperatur didalam terowongan tambang naik hingga 120 derajat Fahreinheit. Pindah lagi kelokasi kegiatan laboratorium Astrofisika di New Delhi. Didiskusikan oleh para ahli, kegiatan ledakan di permukaan Matahari meningkat - mengancam Bumi.
Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Coronal Mass Ejection atau CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik, disebut partikel Neutrinos, yang mampu meningkatkan panas di Inti Bumi, hingga Bumi makin panas – menyebabkan retakan pada lempengan tektonis, gempa bumi, Tsunami, badai dsbnya.
Informasi tersebut dibawa hingga ke gedung putih, Washington DC.
Selanjutnya, singkat kata, Presiden Amerika Serikat, Wilson, menyimpulkan bahwa “ Dunia kita akan berakhir”.
Selanjutnya mudah ditebak, misi penyelamatan, untuk evakuasi sebagian kecil manusia “terpilih” dan sejumlah binatang. Bahtera Noah, 7 buah dibuat oleh gabungan 46 negara, diprakarsai Negara G8, dibuat di China dengan dana yang besar.
Tahun 2011, lukisan Monalisa yang ada di museum Louvre di Parispun diganti dengan yang palsu, untuk menyelamatkan karya seni dari bencana alam yang akan datang……21 Desember 2012.
Plot terakhir, diperlihatkan, bahwa sesudah tanggal 21 Desember 2012. Manusia Bumi meriset kalendarnya, mulai lagi tanggal 1 Tahun 01.
Itulah cuplikan film “2012” yang dibintangi oleh John Cussack. Kini diputar serentak di kota-kota besar di Indonesia.
Prediksi ini diawali karena, salah satunya, perhitungan kalender Bangsa Maya di dekat Mexico menyebutkan bahwa tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan "End of Times” - yang kemudian ditafsirkan oleh pembaca ahli sebagai akhir zaman. Kalender Bangsa Maya hingga saat ini termasuk kalender yang paling akurat yang pernah ada di bumi. Sudah banyak kejadian dan fenomena mereka kumpukan dan diterangkan dalam sebuah simbol-simbol dan karakter untuk meramal kehidupan budaya dan akhir jaman.
Pada manuskrip peninggalan suku yang dikenal menguasai ilmu falak dan sistem penanggalan ini, disebutkan pada tanggal di atas akan muncul gelombang galaksi yang besar sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini. Ditafsirkan dalam ilustrasi, pusat Galaksi Bima Sakti, Matahari dan planet-planet terletak pada satu garis lurus, in – line. Itulah tanggal 21 Desember 2012.
Tidak kurang, banyak versi tentang 2012 yang diterbitkan dalam berbagai judul buku, sebut saja yang terkenal “ The End Of Time: The Maya Mistery Of 2012 oleh Anthony Aveni atau “Fingerprints Of The Gods” oleh Graham Hancock.
Di luar ramalan suku Maya yang belum diketahui dasar perhitungannya, menurut para ahli Astrofisika, termasuk di Indonesia - fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an. Itulah yang disebut Solar Flares, yang siklusnya tiap 11 tahun sekali….yang kemudian diangkat menjadi Film Luar Biasa tentang Kiamat di Bumi.
Tetapi apakah memang akan terjadi Kiamat, kehancuran spesies manusia Bumi di tahun 2012? Banyak ilmuwan meragukan itu, bencana dahsyat mungkin iya, tetapi tidak memusnahkan umat manusia seluruhnya.
Gangguan cuaca Matahari ini dapat memengaruhi kondisi muatan antariksa hingga memengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia. Jika benar akan mempengaruhi magnet Bumi, maka pengguna alat pacu jantung dapat mengalami gangguan yang berarti.
Salah satu langkah antisipatif yang harus dijalankan di Indonesia, misalnya PLN harus mematikan listriknya menjelang Hari H, karena serbuan miliaran partikel electron yang disebut Neutrinos dengan kecepatan yang sangat tinggi. Serbuan ini memakan waktu beberapa hari, kurang dari seminggu.
Cukup mencemaskan bukan.
Sekali lagi, kegiatan Ledakan Matahari dan Coronal Mass Ejection atau CME, tetap dipantau terus oleh sejumlah Negara. Tahun 2010 baru diketahui bagaimana dampaknya ke Bumi.
Lalu bagaimana perspektif agama?
PERSPEKTIF KITAB SUCI ISLAM.
Sejumlah agama memberi deskripsi tentang Kiamat yang akan memusnahkan Human Race, Ras Manusia di Bumi. Namun untuk membatasi masalah, saya hanya akan melihat khusus dari perspektif Kitab Suci Muslim ya...:D.
Istilah Kiamat dalam bahasa Indonesia sebetulnya keliru diartikan oleh kita semua. Kiamat diambil dari bahasa al Qur’an atau bahasa Arab, dari asal kata “Qiyam” yang artinya “berdiri” atau “bangkit”. Dalam bahasa al Qur’an, makna “al Qiyaamah” adalah ” ketika tulang belulang manusia hingga jarinya disusun kembali dengan ketelitian yang tinggi, bangkit kembali, dan kemudian pindah kedimensi lain, tiba-tiba semua makhluk berdiri menunggu dipadang yang sangat luas - Pengadilan Akhir”. Ini adalah TAHAP KE-2.
Tahap pertama adalah “Kemusnahan makhluk di Bumi” secara umum disebut “as Sa'ah”, nama lain misalnya “al Qari'ah” artinya “The Great Shock” atau “al Waaqi'ah” artinya “Global Disaster”.
Mayoritas Muslim memiliki interpretasi bahwa yang disebut KIAMAT adalah kehancuran Alam Semesta, seluruh Jagad Raya, ini diyakini semenjak ratusan tahun yang lalu mungkin ribuan tahun yang lalu. Dapat dipahami, karena para Ulama dan para guru agama baik disekolah maupun di Masjid-masjid mengajarkan demikian termasuk para penulis buku Islam. Namun kalau kita teliti belasan surat dalam al Qur’an dengan latar belakang astronomi dan astrofisika , maka kita akan mendapat kesimpulan bahwa musnahnya umat manusia di Bumi berkaitan dengan “sekaratnya Bintang Matahari” yang mulai kehabisan bahan bakarnya, Hidrogen.
Karakter yang ditunjukkan adalah sekarat hingga padamnya Matahari, terbaca jelas pada surat at Takwir (menggulung/ berakhir) ayat 1 (The Folded Up, 81:1).
Kesalahan umum para pembaca adalah ketika menterjemahkan “kawkibun” jatuh berserakan dengan “bintang – bintang” jatuh berserakan. “Kawkibun” adalah planet-planet bukan bintang-bintang, ia bersinar tetapi bukan sumber cahaya (The Cleaving, 82:2).
Singkat kata al Qur’an menggambarkan As Sa'ah, proses musnahnya manusia dan sekaratnya Matahari sebagai berikut, dalam bahasa bebas:
Tahap 1:
Ketika Bumi berguncang dan benar-benar berguncang, demikian pula planet-planet berguncang sekeras-kerasnya kesemua arah. Ketika itu langit lemah (keseimbangan antara gaya nuklir Matahari dengan gaya gravitasinya terganggu). Dan langitpun terbelah (atmosfir pecah). Apakah yang kau ketahui tentang The Great Schock (Al Qariah: Peristiwa yang memukul jantung)? Yaitu ketika Manusia diterbangkan keangkasa bagaikan anai-anai, dan gunung-gunungpun dihambur-hamburkan bagai bulu domba. Beradu dan hancur. Air lautpun meluap keatas (dan tidak kembali lagi). Isi kuburanpun dibongkar diaduk berkali-kali. Bumi melepaskan segala isinya (keangkasa). Bumipun menjadi gundul dan kosong (tidak ada gunung, bukit, sungai, laut, ataupun tumbuh-tumbuhan lagi – karena semua ditarik keangkasa luar oleh gravitasi Matahari).
Tahap 2:
Bulan disatukan dengan Matahari (dihisap oleh gravitasi Matahari). Dan Matahari digulung (berakhir dan padam sinarnya). Dalam tahap ini manusia menjalani “kehidupan ke-2” sudah pindah kedimensi lain. Sulit dicerna seperti tidak masuk akal, tetapi itulah yang diberitakan Kitab Suci Islam.
Dalam bahasa sains proses tersebut memakan waktu yang lama, misalnya ketika Matahari Menjadi Red Giant (Raksasa Merah) membesar tetapi kehilangan sinarnya hingga padam (White Dwarf) memakan waktu lebih dari 500 juta tahun. Saat mulai Bulan kehilangan sinarnya hingga dihisap Matahari juga memakan waktu puluhan tahun lebih.
Ajaib, deskripsi tersebut - ternyata - serupa dengan simulasi komputer yang dilakukan oleh para astrofisikawan ketika ingin mengetahui, nasib Tata Surya di akhir siklus pertumbuhannya.
Lalu kapan itu terjadi?
Saat Matahari mulai menipis bahan bakarnya - masih cukup lama.
Dengan demikian jika ada bencana dahsyat di Bumi sebelum itu, tidak akan memusnahkan kehidupan dilingkungan Tata Surya, dan itu berbeda dengan deskripsi “As Saah” sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Suci Muslim.
Dalam bahasa agama khususnya Islam. Terjadinya Kiamat (as Sa'ah) tidak diketahui pasti oleh manusia. Namun Tuhan memberi tanda-tanda, baik itu fenomena alam maupun fenomena sosial, yang memberi gambaran bahwa Kiamat makin dekat. Tanda besar yang diberikan oleh al Qur’an adalah “ Keluarnya “Daabah” atau (creature) "bisa serangga hingga ke mahluk apa saja. Sejenis mahluk yang akan mengatakan pada mereka bahwa Kiamat pasti terjadi” (The Ant, 27:82).
Kapan itu?
Ketika Bumi usianya senja, maka akan ada peristiwa alam dimana Magnet Bumi melemah atau bahkan mungkin berbalik arah. Fenomena alam yang sangat aneh itu akan menimbulkan gangguan bagi lingkungan hidup di Bumi, termasuk diantaranya sejumlah binatang yang mengandalkan sistem navigasinya – untuk menentukan arah – berdasarkan aliran medan magnet Bumi. Sebut saja, berbagai macam serangga yang sangat kecil, sejumlah jenis burung, ikan, dan lebah sangat bergantung pada system navigasi ini. Gangguan medan magnet Bumi yang mendekati nol menyebabkan perilaku binatang menjadi liar dan ‘disoriented’. Misalnya, burung dara, kupu-kupu, lebah madu, penyu laut (caretta carebba), lumba-lumba, paus, ikan salmon, udang besar, dan tikus tanah Zambia. Reaksi awal adalah muncul dari sarangnya.
Fenomena sosial yang akan ditunjukkan sebelum Kiamat, merujuk pada HR Muslim (catatan perkataan Nabi yang diceritakan kembali oleh sahabat) antara lain: (1) Musnahnya peradaban manusia (2) Hilangnya agama-agama dunia, dan (3) Kabah, Kiblat Muslim, hancur rata dengan tanah.
Bukankah sekarang ini kita masih mengenal agama-agama dengan baik? Ada Hindu, Budha, Yahudi, Nasrani dan Islam. Bukankah peradaban dunia masih ada ? Dan bukankah Mekkah dan Kabahnya masih berdiri. Magnet Bumipun masih berjalan dengan baik, walaupun ada indikasi melemah?
Dengan demikian, Kiamat Besar (as Saah), yang akan memusnahkan umat manusia – datangnya - masih sangat lama. Tetapi bencana kecil dan sedang, seperti bencana alam, musibah dan kematian, dapat datang sewaktu-waktu. Termasuk hari ini.
Film 2012 adalah film yang menggambarkan bencana alam ketika Coronal Mass Ejection (Ledakkan Nuklir Matahari - Neutrinos) terjadi di tahun 2012, yang mudah-mudahan tidak akan sedahsyat itu - ditambah kaitannya dengan kalendar bangsa Maya yang akan berakhir tanggal 21 Desember 2012 untuk satu siklus.
Diramu, dengan daya jual yang baik, jadilah tontonan teknologi yang dahsyat, bagi yang suka sains atau penggemar film fiksi.
taken from: http://www.facebook .com/topic. php?uid=56010311 874&topic=11716# /topic.php? uid=56010311874&topic=11716