Salah satu faktor penentu utama kelangsungan hidup sebuah perusahaan adalah produktivitas kerja para karyawannya. Akhir-akhir ini ditengarai jika produktivitas kerja karyawan pada umumnya semakin hari semakin menurun, bukannya semakin meningkat. Alasannya macam-macam; jalanan yang semakin macet, sering pusing atau sakit perut, pelanggan semakin sulit dipuaskan dan lain sebagainya. Masalahnya, perusahaan tidak bisa hidup dengan alasan-alasan itu, melainkan dari produktivitas kerja karyawannya.
Sayangnya, banyak karyawan yang menganggap frase produktivitas itu sebagai jargon perusahaan untuk memeras keringat mereka. Padahal, produktif atau tidaknya seorang karyawan sangat menentukan layak tidaknya dia untuk terus diberi kesempatan kerja. Perusahaan bisa mencari karyawan lain yang mau bekerja secara produktif. Sedangkan orang yang biasa tidak produktif, pasti sulit mendapatkan pekerjaan baru yang langgeng. Oleh sebab itu saya mengajak Anda untuk terus menerus meningkatkan produktivitas kerja Anda di kantor. Sebagai modalnya, saya uraikan 5 tindakan berikut ini.
1. Mengoptimalkan waktu selama jam kerja Anda. Silakan cermati bagaimana Anda memanfaatkan waktu selama jam kerja. Apakah Anda ‘beristirahat’ makan siang lebih lama dari seharusnya. Atau ‘ngopi’ sambil merumpi di kantin bersama teman-teman. Atau berlama-lama di halaman facebook dan situs-situs yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Jam kerja adalah waktu untuk bekerja. Maka tidak seharusnya Anda melakukan aktivitas yang tidak sejalan dengan pekerjaan selama jam kerja.
2. Memastikan efektivitas kerja Anda. Mengerjakan tugas-tugas secara efektif berarti melakukannya dengan zero defect, alias tanpa cacat. Di pabrik, produk cacat akan ditolak, dibuang, atau didaur ulang. Di kantor, pekerjaan cacat ditandai dengan banyaknya kesalahan sehingga harus diulang lagi, atau delay sehingga menghambat kinerja orang lain, atau ‘asal jadi’ sehingga tidak bisa digunakan untuk mendukung penyelesaian pekerjaan lainnya. Pastikan efektivitas kerja Anda tinggi sehingga Anda bisa menjadi bagian dari proses bisnis dengan produktivitas tinggi.
3. Mengoptimalkan ‘kapasitas terpasang’ pribadi Anda. Banyak pabrik yang memiliki kapasitas produksi tinggi tetapi secara aktual hanya menghasilkan produk dalam jumlah yang sangat sedikit. Begitu pula dengan manusia. Betapa besarnya kapasitas pribadi yang Anda miliki. Seandainya Anda terus menerus berusaha mengoptimalkan penggunaan ‘kapasitas terpasang’ dalam diri Anda itu, maka pastilah semakin hari produktivitas Anda semakin meningkat juga. Mengapa? Karena kapasitas diri Anda itu nyaris tidak ada batasnya.
4. Ingatlah bahwa kinerja Anda menentukan reputasi Anda. Anda pasti ingin mempunyai reputasi yang baik. Di kantor, ukuran reputasi itu dikaitkan dengan produktivitas kerja. Jika produktivitas kerja Anda tinggi, maka reputasi Anda baik. Tetapi, jika produktivitas Anda buruk, maka boleh jadi nama Anda tertera dalam daftar orang-orang yang tidak layak untuk terus dipekerjakan. Dengan mengingat hal ini, semoga Anda lebih terdorong untuk menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang memiliki reputasi baik, melalui kinerja produktif Anda.
5. Ingatlah bahwa pekerjaan Anda adalah amanah. Alasan terpenting Anda bekerja adalah karena perusahaan berkomitmen untuk menggaji Anda. Ketika Anda menerima uang itu, maka Anda berutang komitmen yang sama kepada perusahaan yang hanya bisa dibayar dengan produktivitas kerja Anda. Jangan meniru orang-orang yang hanya nebeng penghidupan dari kantornya karena setiap rupiah yang kita terima dari perjanjian kerja yang sudah kita sepakati adalah amanah yang harus kita lunasi. Jika di dunia Anda tidak bisa melunasi amanah itu, boleh jadi diakhirat Anda dipaksa untuk mengembalikannya. So, start now to fulfill your amanah.
Meningkatkan produktivitas bukanlah soal memberi lebih banyak kepada perusahaan, melainkan tentang mengaktualisasikan lebih banyak kemampuan tersembunyi yang sudah kita miliki sejak lahir. Ini soal pertanggungjawaban kepada diri sendiri, dan Dzat yang telah menciptakannya.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman - 12 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator
No comments:
Post a Comment