Mungkin diantara kita sudah mengetahui soal fakta sejarah asli mengenai Columbus, tokoh yang selalu disebut-sebut sebagai penemu benua Amerika. Nah, kini saatnyalah kita meluruskan sejarah yang ada, dan semoga dengan pengetahuan ini, pelajaran di sekolah tidak lagi mengajarkan fakta yang salah kaprah.
Ada banyak kebohongan yang sangat
mencengangkan ketika para penulis dan peneliti sejarah menguak sejarah
Christopher Columbus. Rasa penasaran ini berdasar pada kenyataan, bahwa
setiap tahun ada satu hari khusus yang disebut “Columbus Day” sebagai
peringatan atas jasanya sebagai penemu Benua Amerika. Benarkah?
Di Indonesia memang tidak secara
langsung terkena dampaknya, namun pemahaman yang diterima dalam ranah
pendidikan formal – betapa hebatnya Columbus, tentu akan mengaburkan
kebenaran. Semoga guru-guru dan murid-murid di sekolah, tidak menelan
mentah-mentah isi teks pelajaran sejarah tentang si Columbus ini.
Mudah-mudahan beberapa fakta di bawah ini bisa membuka mata kita mengerti betul akan kebenaran suatu sejarah.
1. Tahukah kamu apa alasan sebenarnya Columbus pergi berlayar?
Columbus memperkosa putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih
berusia 13 tahun. Pengadilan tidak bisa memutuskan ia harus di hukum
mati. Terjadi pada tahun 1491 dan seorang Pastor bernama Pastor Perez
menengahi atas nama Columbus dan memohon dengan Ratu Isabella untuk
mendanai Columbus yang , jika ia berhasil akan mampu untuk mengkonversi
penduduk asli Kristen, sehingga akhirnya Ratu Isabella mengirimnya dalam
misi mencari benua baru (saat itu tujuan utama adalah mencari India)
dan dengan harapan, Columbus tidak akan bisa pulang kembali.
2. Jurnal Columbus
Saat akhirnya Columbus mendarat pertama
kali di Benua Biru Amerika, ia masih mengira inilah tanah India. Saat
itu para penduduk asli menyambut Columbus dengan gembira. Namun,
sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam jurnalnya?
“Mereka membawakam kami burung beo,
bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya sebagai hadiah. Mereka
rela memperdagangkan segala yang mereka miliki … Mereka tidak memanggul
senjata, padahal saya menunjukkan pedang. Mereka tidak memiliki besi.
Tombak mereka terbuat dari tebu … Mereka akan dengan mudah kami taklukan
menjadi budak…. Dengan lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan
mereka semua dan membuat mereka melakukan apapun yang kita inginkan.”
Dalam catatan hariannya, Columbus mengakui, bahwa saat ia tiba di Hindia (ia saat itu masih percaya telah menemukan India, bukan Amerika), ia menyiksa penduduk pribumi, menggantung, mencambuknya, hanya demi satu informasi penting : “Dimana ada Emas?“
Helen Ellerbe, dalam “The Dark Side of Christian History” (hal. 86-88),
menggambarkan keberingasan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering
memperkosa perempuan-perempuan pribumi, lalu mencambuk mereka demi
kesenangan belaka.
3. Colombus Penyebar Sifilis di Europa
Pandemi sifilis melanda Eropa tak lama
setelah Columbus ‘kembali, dan itu mengubah jalannya sejarah. Awalnya
sangat mematikan, penyakit yang menyeramkan dan banyak kematian pada
saat itu. (Baca : Christopher Columbus’ Real Discovery: Syphilis)
Nah, kini apakah masih pantas jika si
Columbus ini disebut-sebut sebagai tokoh besar penemu Amerika? Dan
diperingati pula seluas dunia dengan “Columbus Day”? Setelah mengetahui
fakta kebohongan yang sangat mencengangkan atas kekejaman luar biasa
yang telah dirinya lakukan. Dia adalah seorang pembunuh , pemerkosa ,
dan seseorang yang secara aktif berpartisipasi dalam genosida yang
akhirnya menyebabkan kematian dari 20 juta masyarakat adat di Indian di
Haiti. (Baca : Columbus Day – A Celebration of Genocide).
Source: Click Here