Saya bersama keluarga sempat tinggal selama 3 tahun di
lokasi yg dekat dengan pinggir sungai kecil di Bandung (2008-2011). Lokasinya
tidak jauh dari Pasar Induk di kota itu. Mohon maaf jika saya harus ceritakan ini. Satu
hal kebiasaan yg tidak baik dari warganya yang kami saksikan ketika itu adalah
membuang sampah ke sungai. Tiap hari mereka melakukan itu. Sampahnya semakin menumpuk. Mungkin warga
setempat akan merasa 'aman' pada saat musim kemarau. Tapi akan menjadi masalah
besar ketika musim penghujan.
Apakah warga tidak paham kalau kebiasaan membuang sampah itu akan berakibat buruk? Sungai akan tersedimentasi (terjadi pendangkalan). Air sungai tercemar berat. Aliran air jadi mandeg, dan berakibat banjir. Yang ujung-ujungnya juga merugikan masyarakat itu sendiri. Ah, entahlah! 'Gak mungkin juga mereka tidak paham,' pikir saya.Tapi, kalau paham, kenapa mereka masih terbiasa saja dengan kebiasaan buruk membuang sampai ke sungai itu? Nah, inilah masalahnya. 'Kebiasaan ini harus dirubah,' tekad saya.
Terus terang sangat gemas melihatnya. Tapi segemas-gemasnya kami tetap harus menghargai dan menghormati sesama warga. Lagi pula kami ini pendatang disitu. Karena
pendatang, maka menegur langsung tentu bukan pilihan yang bijak.
Melarang langsung warganya buang sampah ke sungai, bisa saja akan menjadi
masalah buat saya dan keluarga. Bisa-bisa kami dimusuhin dan diusir. Hehe..
.
Yang perlu kami lakukan adalah 'berbuat' sesuatu yang
menurut kami baik. Mudah-mudahan. Ya, kami sedang belajar mendidik keluarga
sendiri. Memberi contoh buat anak pertama kami juga. Sukur-sukur pula dapat 'menginspirasi' warga setempat.
Setiap pagi, sambil berangkat kerja ke arah Jl.
Buahbatu, saya selalu membawa sampah yang sudah dikemas rapi di kantong
plastik. Itu adalah sampah domestik kami. Saya bawa dengan diikatkan di bagian
samping motor. Rata-rata ada 2 kantong plastik berukuran sedang yang
saya buang setiap paginya. Saya menitipkan sampah tersebut di TPS Tegallega yg
lokasinya memang searah dengan kantor tempat saya bekerja.
Terpaksa jauh membuang sampah tersebut, karena di lingkungan sekitar tempat kami tinggal belum ada fasilitas penyimpanan sampah sementara yang memadai. Ada juga beberapa tong sampah yang dikordinir RT/RW setempat, tapi sampahnya sering melimpah kurang terurus. Itulah alasan saya kenapa sampah-sampah domestik rumah tangga kami itu dibuang jauh. Meskipun ada pengeluaran tambahan sedikit. Saya dan keluarga secara batin merasa lebih plong. Seribu atau dua ribu rupiah saya
sodorkan ke petugas kebersihan di sudut lapangan itu setiap kali menitipkan
sampah tersebut.
Dengan melakukan hal itu setiap pagi, ada juga tetangga
yang mulai penasaran. Awalnya mereka tidak menyangka yang saya bawa itu adalah
sampah. Malah ada yang menyangka itu adalah barang dagangan.
Meski melihat kebiasaan kami yang 'berbeda' ini, waktu itu
belum ada tetangga yg melakukan hal yg sama. Tidak satu pun yang meniru. Mereka tetap saja membuang sampai
ke sungai. Hingga kami pindah dari sana pun, kebiasaan warga membuang sampai ke sungai itu belum berhenti juga. Mereka terus melakukannya. Duh! Kami sendiri berusaha konsisten saja.
Meskipun 'upaya' sederhana yang kami lakukan itu tidak seberapa dampak
langsungnya terhadap kebersihan lingkungan. Namun setidaknya bisa menjadi
sumbangan kecil bagi alam yg lebih baik. Semoga. Lebih dari itu, kami sebenarnya sedang belajar
melakukan perubahan, mulai dari diri sendiri. Mulai dari keluarga sendiri.
***
Setelah tidak lagi menetap di daerah sana, kami sempat
bersilaturrahmi lagi ke sana tahun lalu. Satu hal yang membuat kami bahagia
adalah, si pemilik rumah yang kami kontrak dulu sudah merubah kebiasaanya. Kami
lihat si bapak pemilik rumah itu sedang menyiapkan kemasan sampahnya untuk
disangkutkan ke motornya. Dia akan buang keluar. Wah, ini yang saya dan keluarga lakukan selama 3 tahun dulu. Artinya, mereka sudah tidak buang sampah lagi ke sungai. Saya memang tidak sempat memperhatikan warga yang lain. Tapi kami positive thinking saja, semoga yang melakukan ini bukan si bapak saja. Mudah-mudahan warga lainnya juga ikut 'berubah' ke kebiasaan yang lebih mencintai lingkungan itu. Aamiin
Photo ilustrasi: powered by google