"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2009/09/04

Negeri Sulap Itu Bernama Indonesia

Susahnya menjaga akidah di negeri ini, sama susahnya dengan menembel genting yang bocor berkali-kali. Ditambal satu, bocor di sisi yang lainnya lagi. Karena perusakan akidah justru lebih banyak terjadi karena tayangan televisi yang tidak mendidik dan hanya mengandalkan sensasi belaka. Kali ini tayangan yang dipersoalkan adalah tayangan beraroma sulap dan sihir. Para lakon yang ada di tayangan ini sebagian besar sangat menyukai warna hitam sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Pakaian serba hitam, make up juga hitam, seakan dengan berhias serba hitam membuat wajah mereka menjadi semakin sangar. Seolah warna hitam sudah menjadi warna identitas kelompok mentalis dan hipnotis ini. Apakah memang ini bagian dari syarat keahlian mereka? Ataukah ini bagian dari sunah dari para pendahulunya?

Oleh karena itu, umat ini harus selalu dekat dengan ulamanya. Menggandeng mereka dalam setiap fenomena kehidupan yang mereka jalani.

Kita yang melihat akan dibuat terpana dan terheran-heran. Karena manusia biasa tidak akan mungkin bisa melakukannya. Maka tidaklah salah kalau para alim ulama kemudian menganggap tayangan mentalis dan hipnotis ini menggunakan jasa jin dan kekuatan lain yang mengarah kepada kesyirikan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Jawa dan Lampung yang menggelar rapat koordinasi di Serang, Banten, meminta kepada penanggungjawab acara itu untuk menghentikan acara tersebut. Seperti dilansir tempointeraktif. com edisi Kamis, 13 Agustus 2009 | 11:23 WIB, Ketua Komisi Fatwa Rapat Koordinasi MUI se-Jawa dan Lampung, KH. Syafe'i mengatakan, ulama menilai acara itu termasuk perbuatan hipnotis yang merusak ketauhidan dan akidah umat Islam.

Menurut Syafe’i, jika hipnotis yang murni saintifik atau ilmiah tanpa menggunakan bantuan jin, setan dan mantera, hukum asalnya adalah boleh atau jawaz tergantung pada penggunaannya. Namun jika hipnotis sudah menggunakan bantuan setan dan jin, maka hukumnya haram. Dalam rapat koordinasi MUI se-Jawa dan Lampung itu, ujar Syafe’i, fatwa yang dikeluarkan sebenarnya bukan langsung pada sejumlah tayangan televisi yang berbau mistik.

Sementara itu, Keputusan tersebut dibuat dalam Bahtsul Masail Wustho yang digelar di Ponpes Abu Dzarrin, Kendal, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro juga mengamini fatwa yang sama. Menurut para peserta pertemuan, pertunjukan yang mendebarkan itu adalah jauh dari jangkauan akal sehat.

Pertemuan tersebut diikuti oleh puluhan pesantren di Jatim. Di antaranya adalah Ponpes Sidogiri (Pasuruan), Lirboyo (Kediri), Langitan (Tuban), Al-Khozini (Sidoarjo), PP Tanggir (Tuban), PP Gilang (Babat/Lamongan) dan beberapa pesantren kondang lainnya.

Tapi Kenapa Banyak yang Suka
Seperti zaman, segalanya pasti berulang. Apa yang menjadi minat masyarakat kebanyakan memang bukan menjadi patokan benarnya sebuah tontonan. Sihir, sulap, magic, mentalis, hipnotis atau apapun namanya memang menarik untuk dilihat. Karena ia berhasil memainkan emosi penonton dan decak kagum mereka. Itulah yang diinginkan, itulah pula yang selama ini dijadikan alat jualan. Para mentalis nampaknya akan sangat puas bila melihat penontonnya melongo keheranan, domblong, sampai akhirnya berdiri memberikan applause luar biasa. Diakui atau tidak, memang tidak ada unsur pelecehan terhadap sebuah keyakinan beragama. Tidak ada pula unsur-unsur ajakan untuk mengamini pernyataan tertentu atau mengajak menyembah sosok tertentu pula. Karena kalau itu semua dinampakkan, maka penonton akan bubar dengan sendirinya.

Penonton tidak boleh disinggung dalam soal keyakinan dan agamanya. Mereka hanya cukup disentuh sisi keheranan, setakjuban, kekaguman dan akhirnya menganggap bahwa para mentalis itu hebat di mata para penonton. Sehingga lambat laun proses pencucian otak ini pun berjalan. Mereka akan menjadi fans yang setia tanpa harus diminta ataupun dipaksa. Mereka akan bergaya hidup sebagaimana sang idola dengan penuh bangga dan jiwa yang besar. Sehingga hasilnya bisa segera dilihat. Fatwa ulama seharam apapun tidak akan menjadi sebuah pertimbangan. Karena jiwa dan hati sudah didominasi rasa heran dan takjub.

Fenomena ini seolah menunjukkan bahwa kita adalah bangsa primitif. Mirip seperti jaman Musa dan Firaun. Kerajaan Firaun sangat gemar mempertontonkan keahlian bersihir di depan rakyatnya. Mengubah tongkat menjadi ular dan berjalan di atas api serta pertunjukan sihir lainnya. Mereka suka dengan itu semua. Dan kini, zaman itu bergulir lagi dengan kemasan yang lebih modern.

Penonton sudah tidak mau lagi peduli apakah ini akan menjerumuskan mereka pada syirik kepada Allah ataukah tidak. Karena pesan yang disampaikan oleh televisi nampaknya sudah mengakar kuat bahwa ini hanya semata sebuah hiburan dan entertainment. Dan layaknya sebuah bisnis, dunia hiburan selalu membutuhkan sensasi yang menakjubkan. Di sinilah kemudian, dunia hiburan menjadi kiblat baru dalam menjalani kehidupan. Sementara agama hanya berlaku di sudut-sudut musola kecil dan masjid-masjid yang lengang.

Apa Dampak untuk Generasi kita?

Anak anak yang gemar melihat ini akan menjadi anak yang bermental keruh. Mereka belum cukup mampu membedakan antara sebatas hiburan atau sudah menjadi tuntutan. Sementara di sisi lain mereka tidak cukup mendapat asupan pendidikan agama, akidah yang benar serta bagaimana islam memandang sebuah persoalan. Lengkap sudah pencucian otak ini mendera diri mereka. Mereka akhirnya menjadi generasi yang kehilangan ruh keislaman dan pemahaman tauhid yang benar. Konsep la haula wa la quwwata illa billah menjadi gamang bagi mereka. Karena bisa jadi Allah menjadi nomer sekian, dan para mentalis itu menjadi semakin hebat di mata anak-anak itu.

Oleh karena itu, umat ini harus selalu dekat dengan ulamanya. Menggandeng mereka dalam setiap fenomena kehidupan yang mereka jalani. Ulama akan selalu menjadi terang bagi umatnya. Memberi tahu yang benar, dan menyalahkan yang salah. Namun sayangnya, pihak penguasa dan media massa seolah kurang peka dengan masalah seperti ini. Sehingga akan selalu memunculkan rasa kecewa baru yang tiada akan pernah habisnya. Seharunya justru media televisi juga berperan dalam menjaga akidah ummatnya. Bukan malah selalu menabur pekerjaan rumah baru bagi para ulamanya.


Oleh: Burhan Sodiq

2009/08/13

10 Pelajaran dari Tukul Arwana

10 HAL YANG BUAT TUKUL ARWANA SUKSES

Tukul Arwana - Siapa sih yang ga kenal dia? yaps, sosok pelawak yang karirnya melambung tinggi ibarat "Superman" lewat acara Talk Show EMPAT MATA/BUKAN EMPAT MATA ini sepintas memang terlihat biasa-biasa saja.. Namun jangan salah dulu, sesuai dengan guyonan dia "Casingnya boleh kurang bagus, tapi dalamnya bagus donk"., Ya,gue setuju banget dengan dia. Terbukti, dia sudah berhasil menghasilkan milyar-an rupiah dari lawakan-lawakan dia yang segar tersebut. Ada beberapa sikap positif yang bisa kita tiru dari pribadi seorang Tukul Arwana ini.

1. Menghargai Orang Lain
Seseorang yang sudah sukses cenderung berperilaku sombong, kurang menghargai orang lain, dan maunya dihormati. Tukul tidaklah demikian. Ia memiliki prinsip positive thinking, tidak pernah merendahkan orang lain atau pun mengecilkan orang lain. Sebaliknya ia lebih suka membesarkan (hati) orang lain dan menghormati orang lain. Menurut Tukul, kesombongan itu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri dan akan merugikan diri sendiri.

2. Bekerja Keras
Rahasia sukses Tukul yang lain adalah ia mau bekerja keras dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Ia juga sangat menjunjung tinggi kejujuran. Seperti diungkapkan oleh Alex, Tukul adalah salah seorang perantau yang rajin dan sangat menjunjung tinggi kerja keras dan kejujuran. Terbukti, selama tiga tahun menjadi sopir pribadinya, Alex tidak sedikit pun pernah dikecewakan. , Tukul juga sangat disiplin dan menghargai waktu. Ia selalu berusaha tepat waktu dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Hal ini telah diakui oleh para mitra kerjanya. Tujuannya tidak lain agar mitra kerja Tukul selalu puas dan mau menggunakan jasanya lagi.

3. Belajar Dan Terus Belajar
Tukul merasa bahwa dirinya bukanlah berasal dari kalangan serba cukup dan bukan dari keluarga yang mempunyai banyak fasilitas maka ia merasa harus terus belajar. Semangat belajar Tukul sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat tatkala ia bekerja sebagai sopir pribadi Alex Sukamto. Mantan majikannya ini sempat heran dengan kemauan belajar Tukul yang sangat tinggi.

Seperti pernah diceritakan Alex bahwa setiap gajian, Tukul selalu menyisakan uang untuk beli buku. Alex tidak menyangka bahwa seorang sopir seperti Tukul ternyata mempunyai hobi membaca buku. Lebih mengherankan lagi, buku-buku yang dibacanya adalah tentang psikologi, politik dan lain-lain., Tukul mengakui bahwa dirinya memang tidak pintar. Ia biasa-biasa saja, tetapi ia senang membaca bacaan apa saja. Ia juga senang mengobrol bertukar pikiran. Dari kegiatan membaca atau mengobrol inilah ia bisa mendapatkan ilmu dan kemudian dijadikannya bekal untuk masa depan., Di tengah kesibukannya yang cukup padat, ia selalu berusaha menyempatkan diri untuk membaca. Ia sadar bahwa bacaan akan membuatnya tidak terbelakang. Ilmu yang semakin bertambah diyakini akan semakin menambah kemampuan dirinya sehingga ia mampu menjadi seorang penghibur sejati.

4. Hidup Itu Harus Ber-proses
Mas Tukul yakin betul bahwa hidup itu merupakan sebuah proses. Tidak ada ceritanya hidup langsung sukses, langsung kaya, atau langsung ngetop tanpa melalui sebuah proses. Mas Tukul sangat memegang prinsip bahwa yang terpenting dalam hidup adalah proses. Dan ia telah membuktikannya dengan menjalani sebuah proses yang cukup panjang, berliku dan tidak sedikit ia harus menghadapi tantangan yang begitu berat., Berjuang dengan butiran kristal keringat tentu berbeda dengan mereka yang meraih kesuksesan dengan cara instan. Mas Tukul sudah sangat kenyang diremehkan, dicaci dan dicibir. Namun, semuanya ia lalui, ia jalani tanpa menyimpan dendam. Ia jalan dari kampung ke kampung, dari panggung ke panggung yang lain dengan penuh keyakinan suatu saat bisa meraih kesuksesan. Ternyata, sukses itu akhirnya datang juga.

5. Tidak Memilih-milih Pekerjaan
Tawaran pentas tidak pernah dipilih-pilih. Di mana pun dan kapan pun tawaran itu ada maka akan dijalaninya dengan penuh rasa tanggung jawab dan sikap profesional. Barangkali dari sikap inilah banyak tawaran justru mengalir dan membawa rezeki., Sementara di kalangan artis, tindakan selektif dalam memilih tawaran job sudah biasa. Bila dipertimbangkan untung ruginya tidak seimbang maka tawaran tersebut akan ditolak. Hal ini tidak pernah dialami Tukul.

6. Ikhlas Dan Serius Mengerjakan Segala Hal
Tukul tidak pernah merasa gengsi atau rendah diri mengerjakan pekerjaan apa pun. Mulai menjadi sopir omprengan, sopir pribadi, kerja di tukang pembuatan pompa, menjadi model figuran, menjadi pembawa acara dan lain-lain. Semuanya dikerjakan dengan tingkat keseriusan tinggi., Teguh, salah seorang yang biasa mengatur jadwal kegiatan Tukul, pernah mengatakan, “Bisa dibilang Mas Tukul paling semangat kalau dengar ada kerjaan. Apa saja pasti dia kerjakan.

7. Sukses adalah "Kristalisasi Keringat"
Sering melihat penampilan tukul di TV..? kalau begitu anda pasti sering mendengar kalimat ini bukan? dan dia membuktikannya. . salut...

8. Percaya Diri
Tidak perlu di ragukan lagi tingkat kepercayaan diri dari sosok Tukul ini. Percaya diri disertai ambisi dan target membuat Tukul bisa mendapat tempat tersendiri di kalangan selebritas indonesia .

9. Menerima Kekurangan Dan Memaksimalkan Kelebihan
Ini yang saya suka dari mas tukul ini.. dia tidak melihat kekurangannya sebagai batu sandungan, namun dia melihatnya sebagai pendongkrak untuk memaksimalkan kelebihan.

10. Kegagalan Adalah Sukses Yang Tertunda
Tukul sudah mengalami beberapa kali kegagalan dalam hidupnya. Namun hal itu tidak membuat nya jera ataupun putus asa. Semangat dan kreatifitasnya memang boleh diacungi dua jempol.. sukses selalu..

Dahsyat... Semoga kita bisa mengambil dan mengaplikasikan 10 resep sukses ini...
from: www.ibsctvpresenter .com

Regards,
Feri Susanto

2009/08/10

Nikmatnya Memperbanyak Sujud

Bersujud di hadapan Allah SWT termasuk ibadah yang paling mulia sekaligus sebagai sarana paling baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena, kata Rasulullah Saw, “Saat dimana seorang hamba paling dekat kepada Tuhannya, Allah Azza Wajalla, adalah ketika dia bersujud....” (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)

Namun, tahukah Anda bahwa dengan banyak bersujud maka muatan-muatan listrik yang ada dalam tubuh kita akan kelaur karena diserap oleh bumi (tanah)?



Abdurrahman Al-Asymawi, seorang ulama terkemuka berkebangsaan Mesir dalam bukunya yang berjudul Basysyiru Wa La Tunffiru mengatakan, setiap hari tubuh menyerap cahaya dan tenaga listrik magnetis yang tak sedikit jumlahnya melalui perangkat-perangkat listrik yang kita gunakan. Sehingga dengan demikian tubuh ini menjadi alat untuk menyerap cahaya listrik magnetis dalam jumlah banyak. Artinya, tubuh mengangkut sejumlah tenaga listrik tanpa kita sadari.



Ketika kita mengalami influenza, badan terasa pegal, berat, sesak, malas dan lemah, hal ini menandakan bahwa tubuh sedang merasakan sesuatu dari muatan magnetis tersebut. Lalu bagaimana jalan keluarnya?



Melalui riset ilmiahnya, seorang peneliti Barat yang non-muslim mengemukakan bahwa metode paling jitu untuk “mensucikan” tubuh dari kandungan listrik positif (yang berbahaya bagi tubuh) adalah dengan mengarahkan ubun ke bumi(tanah) lebih dari sekali. Karena, tanah itu sifatnya negatif maka ia akan menarik muatan lsitrik yang positif, yang terdapat dalam tubuh. Hal yang sama juga terjadi pada aliran (kabel) listrik dari gedung-gedung yang dialirkan ke dalam tanah. Tujuannaya adalah untuk menarik muatan listrik yang ada pada petir ke arah tanah.



Lebih jaun dia menjelaskan metode paling tepat adalah menempelkan ubun-ubun ke tanah secara langsung seraya memfokuskan arah pandangan ke arah pusat bumi. Karena, dalam keadaan seperti itu, muatan lsitrik yang ada dalam tubuh akan terserap oleh bumi sacara lebih kuat dan dalam jumlah yang banyak. Dan yang lebih mengagumkan adalah seperti yang kita ketahui bersama bahwa secara ilmiah pusat bumi adalah Makkah Al-Mukarramah. Lebih tepatnya lagi adalah Ka’bah, sebagaimana yang terdapat dalam kajian-kajian geografis dan disepakati oleh mereka yang ahli di bidangnya.



Jika demikian, sujud kepada Allah SWT yang kita lakukan setiap kali melaksanakan shalat adalah merupakan sarana yang paling tepat untuk membuang muatan-muatan listrik berbahaya tersebut, sekaligus menjadi sarana yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Sang Maha Pancipta. “....maka, perbanyaklah oleh kalian bersujud,” perintah Rasulullah (HR. Muslim dari Abu Hurairah).



Manfaat lain dari banyak bersujud adalah ampunan dan derajat yang tinggi di Allah SWT. Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kamu memperbanyak sujud. Sesungguhnya jika kamu sujud satu kali saja karena Allah, maka Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan satu kesalahanmu.’” (HR. Muslim dari Tsauban Abu Abdullah)



Maka, dengan memperbanyak sujud, dua beban tubuh yang berbahaya, yaitu muatan listrik dan dosa, akan berkurang sehingga tubuh pun terasa ringan.

Dalam Shahih-nya, Muslim meriwayatakan bahwa Abu Firâs Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslamiy–khadim (pelayan) Rasulullah SAW dan termasuk ahlusshuffah- berkata, Suatu kali saya bermalam bersama Rasulullah SAW. Saya menyediakan air untuk beliau berwudhu dan untuk kepentingan beliau yang lain. Melihat hal tersebut, Rasulullah saw bersabda, “Mintalah!” Saya menjawab, “Saya mohon agar dapat menemanimu di dalam surga.” Maka beliau bertanya, ‘Apakah ada permohonan lainnya?” Saya menjawab, “Hanya itu, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “Bantulah aku untuk mewujudkan permintaanmu itu dengan banyak bersujud.”



Demikianlah Allah SWT mempersembahkan balasan yang terbaik bagi hamba-hamba- Nya banyak bersujud di hadapan-Nya.



cited from: M.Yusuf Shandy
(semoga yang menulis arikel ini, dan juga kita yang membacanya selalu beroleh kebaikan dari Allah SWT)