"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2011/04/03

MENULIS SAMA DENGAN MENGGOSIP

Hari pertama kuliah penulisan kreatif, saya bertemu dengan sejumlah mahasiswa semester 2. Umur mereka masih muda, penuh semangat, tapi tampak tak terarah. Motivasi mereka masih naik turun. Tapi mari kita mulai. Kegiatan menulis pun dimulai dengan nyaman, sesekali mereka cekikikan karena ternyata menulis itu memang mudah.

“Menulis sama dengan berbicara, yaitu mengeluarkan apa yang ada di pikiran. Bedanya hanya bentuk saja. Sementara mekanismenya sama, ada gagasan di benak lalu dikeluarkan dalam bentuk tulisan”.

Lalu muncullah sejumlah pertanyaan ini:

Kalau semudah itu, kenapa menulis begitu susah? Baru saja satu baris, terasa jelek dan tak pantas, lalu pikiran mentok dan kegiatan menulispun terhenti.

Itu soal kebiasaan saja. Berbicara terasa mudah karena sejak kecil kita diajari untuk berbicara, melihat orang lain menggosip berjam-jam, dan kita pun kerap mengekpresikan gagasan lewat bicara. Bila kita terbiasa menuliskan gagasan dan mempersedikit bicara, niscaya kita akan lebih mudah menuliskan gagasan daripada membicarakan gagasan.

Kebiasaan menulis di facebook, twit, atau chating sebenarnya bisa membantu. Asal saja sudah mulai diarahkan. Maksudnya coba deh menulis di fb itu janganhanya status iseng, tapi belajarlah menuliskan gagasan. Teruslah menulis, jangan pedulikan benar salahnya materi gagasan. Yang penting menulis saja dulu.

Jadi gimana caranya?

Kita kenali saja dulu sifat dasar pikiran. Kepala kita ini tak pernah berhenti bersuara, selalu saja ada yang dipikirkan. Bahkan pada saat diam, kepala kita terus memproduksi kata-kata yang menilai atau sekadar mereka-reka. Hampir 24 jam pikiran kita memproduksi kata-kata.

Menulis adalah memilih kata-kata, mengarahkannya dalam struktur tertentu sesuai dengan tujuan yang kita harapkan. Hanya saja, bagi pemula, biasanya struktur ketat, keinginan terlalu sempurna, sehingga pikiran justru mampet, nggak mengalir.

Inilah awal masalah dari kegiatan menulis. Begitu struktur terlalu ketat, pikiran-pikiran yang lewat seperti tidak ada gunanya,tak layak dituliskan. Ujung-ujungnya tak ada satupun yang bisa dituliskan. Mampet!

Kedua, kita kenali sifat gagasan. Gagasan itu liar, cepat datang dan cepat pergi. Ketika gagasan muncul dan tidak segera dituliskan atau dibicarakan, ia akan pergi, hilang dan musnah. Karena itu, Imam Ali bin Abi Thalib berpesan, “ikatlah pikiranmu dengan tulisan!”. Jadi, tuliskan gagasanmu itu segera.

Nah, soalnya adalah ketika kita menuliskannya, gagasan itu juga tak sepenuhnya bisa muncul. Ada sesuatu yang menghalanginya, alias mampet. Masalah ini muncul dari ketidakmampuan kita mengenali cara kerja pikiran yang begitu riuh rendah.

Ya, jadi gimana caranya?

Tuliskan tanpa berpikir.

Ini cara pertama yang sederhana. Tuliskan saja tanpa memikirkan struktur, titik-koma, huruf besar huruf kecil, nyambung atau nggak nyambung. Tuliskan saja. Hargai datangnya gagasan dengan mengikatnya.

Latihan dasarnya juga sederhana. Hanya lima menit saja. Ya, sediakan waktu sekitar lima menit, lalu tuliskan apa saja yang melintas di kepalamu, walaupun sekadar kata-kata “apa lagi ya…”, atau “mau nulis apa lagi?”

Terus gimana?

coba dulu tips yang ini, baru boleh tanya lagi!
--

Oleh: Bambang Q Anees

2011/04/01

Everyone is Important

By: Brian Tracy

Everyone has critical skills and knowledge that are important to many other people in the company.

Use Better Titles for Each Person
Some years ago, when I started in business, the job of the receptionist was to answer the telephone and direct the callers to the appropriate people. Today, however, her job is far more complicated and, therefore, more important. Since she is the first contact that most customers have with our business, her personality and temperament are extremely important.

Think About Your Customers
The prospective client who telephones begins forming an impression of us the instant that the telephone is answered. Then, because our companies are doing so many things, she must tactfully ascertain exactly how the caller may be best served and who is the best person in the company to direct the telephone call to.

One Person Can Make the Difference
In many cases, there are requests for further information, and follow-up telephone calls go through our front-office manager. Her ability to handle these calls effectively, to direct calls to the right people, to take accurate messages, and to act as the core person in a network of communications makes her job so important that it is essential that she sit in on all staff meetings and be aware of everything that is going on.


Keep Yourself Informed
Your job in your company also requires that you know a lot about what is going on everywhere else, as well as being thoroughly conversant with what you do. And the fastest and most accurate way of keeping current with what is going on is to develop and maintain a network of contacts, an informal team of people within your workplace who keep you informed and who you keep informed in turn.

Encourage Participation and Involvement
The old methods of command and control now exist only at the old-line companies, many of which are fighting for their very survival. Today, men and women want a high degree of participation and involvement in their work. They want an opportunity to discuss and thoroughly understand what they are doing and why they are doing it. People are no longer satisfied to be cogs in a big machine. They want to have an integral role in achieving goals that they participated in setting in the first place.

Build a Top Team
Being a team player is no longer something that is optional. Today, it is mandatory. If you want to achieve anything of consequence, you will need the help and cooperation of lots of people. Your main objective is to structure everything you do in such a way that, because you are constantly cooperating and working well with others, they are continually open to helping you achieve your goals.

Action Exercises
Here are two things you can do immediately to put these ideas into action.

First, recognize that every person in the company is essential to the smooth functioning of the organization. Take time regularly to discuss their jobs with them and understand what they do.

Second, identify the things that you do that can really affect the work of others. Then, look for ways to do your job so that you help others in every way possible.

Triple FILTER Test

Triple FILTER Test dalam menyampaikan kabar berita"

Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat.

Suatu hari seorang kenalannya bertemu denga filsuf besar itu dan berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"

"Tunggu sebentar," Socrates menjawab. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan memberikan suatu test sederhana yang disebut Triple Filter Test.

Filter petama adalah KEBENARAN.

"Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?"

"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya HANYA MENDENGAR tentang itu."

"Baik," kata Socrates. "Jadi Anda tidak yakin itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua.

Filter ke 2, KEBAIKAN.

Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?"

"Tidak, malah sebaliknya..."

"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan menceritakan sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda dan anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih
memiliki satu kesempatan lagi, masih ada satu filter lagi, yaitu filter ke 3.

Filter ke 3, KEGUNAAN.

Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?"

"Tidak, sama sekali tidak."

"Jadi," Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin menceritakan sesuatu yang belum tentu benar, bukan tentang kebaikan,dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus menceritakan itu kepada saya?"

Itulah mengapa Socrates dianggap filsuf besar dan sangat terhormat.

Kawan-kawan, gunakan triple filter test setiap kali Anda mendengar sesuatu tentang kawan anda. Jika bukan KEBENARAN, bukan KEBAIKAN, dan tidak ada KEGUNAAN positif, tidak perlu anda terima. Dan apabila anda terlanjur mendengarnya, jangan sampaikan pada orang lain, dan jangan menyakiti hati orang lain.