"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2011/05/10

Gelombang Otak


Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak, diukur dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi Amplitudo adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle per detik, atau hertz Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak yaitu beta alfa, theta, dan delta Jenis atau kombinasi dan jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu Saat.

Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau kita rileks kita berada di alfa. Kalau sedang ngelamun, kita di theta. Dan, kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat Jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Dalam kondisi tertentu, misalnya meditasi, kita dapat secara sadar mengatur jenis gelombang otak mana yang ingin kita hasilkan.

Pola Gelombang Otak

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi ke empat jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran seseorang. Meskipun pola gelombang otak ini unik, tidak berarti akan selalu sama sepanjang waktu. Kita dapat secara sadar, dengan teknik tertentu, mengembangkan komposisi gelombang otak agar bermanfaat bagi diri kita.

Beta

Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga bagian, yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz. Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Meskipun beta sering kali “menghilang” saat kita memfokuskan pikiran, beta tetap dibutuhkan agar kita dapat menyadari dan ia di luar diri kita. Bersama dengan gelombang lainnya, beta sangat dibutuhkan dalam proses kreatif. Tanpa beta, semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar, tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari oleh pikiran.

Walaupun beta merupakan satu komponen yang sangat penting dan kondisi kesadaran kita, bila kita beroperasi semata-mata hanya dengan jenis gelombang ini, tanpa didukung oleh frekuensi yang lebih rendah, maka akan menghasilkan satu kehidupan yang dipenuhi dengan kekhawatiran, ketegangan, dan proses berpikir yang tidak fokus.

Alfa

Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dan apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah sadar.

Pada tahun 60-an dan 70-an, alfa sangat populer dan diklaim sebagai gelombang otak paling penting, yang merupakan kunci untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Penelitian dengan menggunakan mind technology modern yang dilakukan oleh banyak pakar terkemuka, antara lain Maxwell Cade dan Anna Wise, membuktikan, bahwa alfa bukanlah jenis gelombang terpenting.

Manfaat alfa yang utama dan paling penting adalah Sebagai jembatan penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa memungkinkan kita untuk menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam yang kita capai. Tanpa alfa, kita tidak akan dapat mengingat mimpi atau dan ia meditasi yang sangat dalam saat kita terbangun atau selesai bermeditasi.

Theta

Theta adalah gelombang otak, pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconsciaus mind). Theta muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang berasal dan kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yang tersimpan di sana, bila tidak dibantu dengan gelombang alfa dan beta, semua materi itu tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Semua materi yang berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Emosi-emosi negatif yang tidak terotasi dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang.

Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, kita akan mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif yang selama ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi, misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam theta. Theta adalah “puncak” di dalam “pengalaman puncak”. Saat komponen gelombang lainnya berada dalam takaran yang pas, bersama dengan theta, kita dapat merasakan pengalaman “ah-ha”. Saat kita ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, kita harus masuk ke theta agar dapat mencapai hasil maksimal.

Delta

Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran nirsadar (unconsciaus mind). Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya. Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai “radar’ yang mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam.

Gelombang delta sering tampak dalam diri orang yang profesinya bertujuan membantu orang lain. Orang yang perlu memahami kondisi mental, psikologis, atau emosi orang lain. Orang yang berprofesi sebagai “penyembuh” dan orang yang sangat mengerti orang lain biasanya mempunyai gelombang delta dalam kadar yang tinggi. Delta muncul tidak hanya saat kita memperhatikan orang lain, namun juga muncul saat kita berusaha mengerti ide atau konsep, objek atau seni, atau apa saja yang membutuhkan kesadaran nirsadar yang dalam.

Delta juga disebut dengan orienting response karena berfungsi mengarahkan kita dalam hal waktu dan ruang. Delta berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk merasakan adanya ancaman atau bahaya. Delta memungkinkan kita untuk “melihat” informasi yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran sadar. Dari sudut pandang negatif, delta juga dapat digunakan untuk kondisi berhati-hati yang berlebihan (hypervigilance). Sikap hati-hati yang berlebihan, atau lebih tepat disebut dengan kepekaan, berguna untuk anak yang mengalami abuse untuk memastikan kondisi emosi orangtuanya. Dari pengamatannya, anak itu akan tahu apakah orangtuanya akan memukul atau menghukum dirinya. Masalah akan timbul bila anak bertumbuh dengan delta yang berlebihan dan secara terus-menerus “membaca” kondisi emosi di lingkungan sekitarnya dan berusaha mengendalikan kondisi ini demi keselamatan hidupnya.

Orang dewasa yang terlalu peka, sebagai hasil dan mengembangkan sikap berhati-hati secara berlebihan sejak kecil dapat secara positif mengarahkan kepekaannya ini pada kemampuan persepsi psikis dan penyembuhan. Hal itu dapat dicapai karena radar delta yang telah sangat berkembang dalam dirinya. Delta juga dihubungkan dengan konsep collective unconsciaus.

Gelombang beta, alfa theta, dan delta adalah komponen pembentuk kesadaran kita. Keempat gelombang itu beropenasi dalam satu jalinan komposisi rumit yang menentukan kondisi kesadaran kita dalam suatu saat.

Semoga Bermanfaat

Have a positive day!

Salam,
Mohamad Yunus CPHR Cht MNLP
"You create your own reality"

2011/05/09

Menempatkan Diri Di Era Talent War


Perang paling sengit di zaman baru bukanlah yang menggunakan senjata perenggut nyawa seperti senapan otomatis, rudal nuklir, dan pesawat tempur. Anda tahu perang apa yang saya maksud? Anda benar. Perang talenta, atau talent war. Dalam talent war, ada sebuah ciri yang sangat khas yaitu; perusahaan bersedia membayar mahal seseorang yang dibajak dari perusahaan lainnya.



Disaat begitu banyak orang berteriak tentang bayaran yang rendah, mengomelkan keputusan manajeman yang tidak berpihak kepada karyawan, mengeluhkan kesejahteraan yang tidak kunjung meningkat; lha kok ada yang diburu oleh perusahaan untuk ditawari imbalan yang melambung tinggi? Ini zamannya talent war, lho. Maka begitulah hukumnya. Apakah Anda mau hanya menjadi penonton saja atau menjadi bagian dari talenta-talenta yang diperebutkan itu? Jika Anda tertarik untuk ikut menjadi karyawan yang diperebutkan di era talent war ini, maka saya ingin menghadiahkan 5 hal yang bisa mendukung Anda. Berikut ini adalah uraiannya.



1. Membangun prestasi ditempat kerja saat ini. Nilai jual Anda akan sangat rendah jika di tempat bekerja saat ini Anda tidak berprestasi. Jadi sebelum Anda memutuskan untuk terjun ke arena talent war, Anda harus terlebih dahulu menunjukkan prestasi yang tinggi di tempat kerja. Banyak orang yang gerah dengan tempat kerjanya sehingga bekerja asal-asalan, namun mengharapkan ada perusahaan lain yang membajaknya. Bisa Anda bayangkan bagaimana seandainya perusahaan yang akan mempekerjakannya tahu prestasi buruknya di kantornya sekarang?



2. Membangun keahlian. Bukan hanya Anda yang bisa berprestasi di kantor, melainkan juga ribuan bahkan jutaan orang lainnya. Mereka itu pesaing Anda di era talent war. Jadi setelah berprestasi, maka Anda harus memiliki keunggulan lain yaitu keahlian. Apakah itu keahlian? Kemampuan langka yang Anda miliki dan sangat sulit ditandingi oleh orang lain. Itulah saatnya Anda disebut seorang ahli alias expert. Temukan kehalian langka Anda, maka harga Anda menjadi sangat mahal sekali.



3. Membangun reputasi. Coba perhatikan betapa banyaknya orang hebat dalam berbagai bidang namun namanya sama sekali tidak dikenal di luar ruang kerjanya. Ditempat lain ada orang-orang yang selain hebat juga namanya berkibar dimana-mana. Menurut pendapat Anda, perusahaan yang bagus di luar sana akan membajak siapa?



4. Membangun kesiapan untuk berkontribusi. Salah satu sifat jelek head hunter adalah mereka tidak melakukan seleksi komprehensif atas para kandidat yang ‘dijualnya’ kepada perusahaan pengguna. Cukup wawancara makan siang sebentar, lalu semuanya dianggap sudah memadai. Makanya banyak kandidat yang hanya bagus diatas kertas, namun setelah diterima bekerja tidak mampu memberi kontribusi nyata. Ingatlah, bayaran besar itu selalu diikuti oleh tuntutan kontribusi yang besar, sehingga dalam takent war, perusahaan mencari mereka yang benar-benar bisa berkontribusi tinggi.



5. Membangun kesanggupan untuk menyesuaikan diri. Setiap perusahaan memiliki budaya, system nilai, maupun kebijakan yang sangat mungkin berbeda dengan kantor dimana Anda bekerja saat ini. Penting untuk memahami hal itu sebelum Anda mulai bekerja. Jika Anda dibajak oleh perusahaan itu, maka tidak ada cara lain untuk bisa bertahan disana kecuali menyesuaikan diri dengan system nilai yang berlaku disana. Jika tidak, maka Anda akan dianggap tidak compatible dengan perusahaan itu sehingga akan menghambat karir Anda dalam jangka panjang. Atau, bahkan Anda bisa didiskualifikasi hanya dalam beberapa bulan.



Era talent war menyediakan beragam kesempatan yang menggiurkan bagi karyawan. Bukan hanya imbalan besar yang mereka tawarkan, melainkan juga posisi dan peluang pengembangan yang lebih tinggi. Meskipun Anda tidak berencana untuk pindah kerja, tetapi ada baiknya juga Anda mempersiapkan diri dengan menerapkan ke-5 hal yang saya sarankan diatas untuk kebaikan Anda sendiri.



Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman - 9 Mei 2011

Natural Intelligence Contemplator - www.dadangkadarusman.com

2011/05/05

What is The Meaning of Your Job?

James Gwee, motivator, trainer dan pembicara beken, yang juga merupakan anggota mailing list kami The Profec (Profesional & Enterpreneur Club), dalam sebuah training di Singapore pernah terlibat dalam sebuah percakapan menarik. Percakapan yang lebih menyerupai wawancara, dengan seorang tua dengan job description unik sekaligus membosankan : mengecek seluruh engsel kunci kamar di sebuah hotel Bintang Lima. Day by day, door to door !



"Apa yang membuat Anda begitu teliti dengan pekerjaan se-boring ini ?", tanya James.

"Wah, dari cara Anda bertanya Mr. James, berarti Anda tidak tahu apa pekerjaan saya sebenarnya", tukas Pak Tua itu.



"Pekerjaan saya bukan cuma mengecek engsel pintu. Saya bekerja di hotel berbintang lima, dan tamu-tamu kami kebanyakan adalah para manager. Setiap manager tentunya mengepalai sebuah departemen yang memimpin belasan hingga puluhan karyawan. Orang yang sama juga hampir pasti merupakan seorang kepala keluarga. Nah, jika terjadi kebakaran di Hotel ini, dan salah satu dari mereka terjebak, terkunci dan akhirnya tewas, karena engsel pintu yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka perusahaan akan kehilangan managernya, dan sebuah keluarga akan kehilangan kepala keluarganya. Mr. James, pekerjaan saya tidak cuma mengurusi engsel pintu, melainkan memastikan keselamatan nyawa para manager itu."



Sebagian orang mungkin menganggap Pak Tua ini sekedar menghibur dirinya, persis seperti yang dilakukan oleh banyak orang dewasa ini. Mereka tidak bangga akan pekerjaan mereka. Mereka terpaksa, karena merasa tidak punya jalan lain untuk bertahan hidup. Bahkan jika itu tidak dianggap berlebihan, mungkin saja mereka malu dengan pekerjaan mereka. Penyebabnya banyak, tetapi salah satu yang paling utama adalah : karena mereka tidak mengerti ‘the meaning of their job’.



Kelihatannya sederhana, namun kadang kala diperlukan sebuah perenungan dan kreatifitas untuk memahami, apa sih yang sebenarnya yang kita kerjakan. Melihat tidak sekedar yang terlihat oleh mata. Sebuah pengertian yang mengatasi pemahaman kebanyakan orang.



Seorang lulusan luar negeri yang kemudian pulang ke tanah air dan membuka usaha bordiran, misalnya. Dengan mudah akan menuai cibiran dari kanan-kiri, muka-belakang. “Disekolahkan jauh-jauh dan mahal-mahal, kok cuman begitu doang !”.



Namun pemahaman tentang bagaimana jumlah enterpreneur menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian sebuah negara, tentu akan sedikit memaksa kita memberikan ‘meaning’ yang berbeda, terhadap apa yang dilakukan oleh Sang Lulusan Luar Negeri tersebut. Belum lagi makna : penciptaan lapangan kerja, yang berarti juga ikut memberikan rejeki kepada sejumlah kepala, anak-istri orang lain, yang mau tidak mau membuat kita berintrospeksi tentang sejauh mana sumbangsih kita kepada orang lain. Terhadap kehidupan.



Aku jadi teringat sebuah kisah tentang 3 orang kuli bangunan, yang memiliki jawaban yang berbeda-beda atas pertanyaan mengenai apa pekerjaan yang mereka lakukan.

“Aku hanya seorang kuli bangunan biasa !”, itu jawaban kuli pertama.

“Aku tidak terlalu tahu tentang apa yang sedang kami bangun”, jawaban yang kedua.

Dan jawaban orang terakhir adalah : “Aku termasuk salah seorang yang dipercaya untuk membangun sebuah istana yang megah”.



Sebuah cerita yang sangat inspiratif, setidaknya buatku pribadi, tentang bagaimana pemahaman kita terhadap sebuah pekerjaan dapat mengubah pendekatan dan kemudian otomatis berdampak terhadap hasil pekerjaan itu sendiri.



Jadi benarlah apa yang dikatakan orang-orang bijak bahwa : orang yang tidak memiliki kebanggaan dengan apa yang ia kerjakan, terlepas seberapa besar atau kecilnya pekerjaan itu, hampir mustahil dapat memberi arti pada pekerjaan tersebut. Dan dapat dipastikan juga tidak akan memberi arti pada kehidupannya sendiri, apalagi orang lain. Orang-orang yang hanya sekedar bertahan hidup, sambil menularkan pesimisme, lalu menua, mati dan akhirnya terlupakan.



Semoga TUHAN, Sang Pemilik Kehidupan, senantiasa menolong kita sehingga kita tidak mati rasa, kemudian tanpa sadar termasuk dalam golongan manusia ‘pelengkap penderita’ seperti itu, dan akhirnya...mati beneran dengan keyakinan seorang kuli biasa!

by: Made Teddy Artiana, S. Kom