Catatan Kepala:
”Gairah kerja kita tidak terpengaruh oleh suasana kantor, selama
memiliki keinginan untuk membuat pencapaian bernilai dalam hidup.”
Saya yakin Anda
menghabiskan sebagian besar waktu bekerja di ruang ber-AC. Ya kalaupun
sesekali keluar dari ruangan sejuk itu, kan masih ada AC alam yang
menghembuskan sepoinya. Makanya, kita jarang berada di tempat yang
membuat gerah. Tapi, kenapa ya kita masih suka merasa ‘gerah’. Sejauh
yang saya ketahui, ada begitu banyak alasan bagi seorang karyawan untuk
merasa gerah dengan suasana kantor. Seseorang bisa bilang atasannya
begini dan begitu. Dia juga bilang jika teman-temannya begana-begono.
Bahkan sebagai seorang atasanpun bisa mengatakan anak buahnya sangat
sulit diatur. Mungkin kita juga bisa bilang jika produk ini susah sekali
jualannya. Atau, mungkin juga kita mengatakan sebuah kata sederhana
ini; bosan!
Anda membutuhkan
berapa banyak alasan untuk merasa gerah di kantor? Saya bisa tunjukkan
lebih banyak alasan dari yang Anda butuhkan. Tetapi, hubungan antara
saya dan Anda bukanlah untuk berbagi energy negatif seperti itu. Kita
justru bisa menunjukkan fakta bahwa ditengah suasana kantor yang kita
kira ‘menggerahkan’ itu lha kok selalu ada orang-orang yang cemerlang
ya. Alih-laih merasa gerah, mereka malah terlihat semakin bergairah.
Tidak heran jika mereka terlihat semakin bagus ditengah orang-orang yang
‘tidak bagus’ seperti kita. Bukan kepada trainer atau motivator
terkenal Anda harus berguru soal itu. Melainkan kepada orang-orang
sederhana di kantor Anda yang mampu menjadi pribadi yang terus
bergairah, meskipun suasana kantor bisa membuat kita gerah. Bagi Anda
yang tertarik menemani saya belajar membangun gairah ditengah
suasana kantor yang terasa gerah, saya ajak memulainya dengan
mempraktekkan 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
1. Lindungi perasaan sendiri.
Salah seorang teman saya merasa diremehkan oleh rekan kantornya yang
lebih senior. Teman lain merasa ‘tidak dianggap’ oleh anak buahnya
sendiri. Penting untuk disadari bahwa perasaan kita sama sekali tidak
ditentukan oleh orang lain. Bahkan ketika orang lain benar-benar
melakukan sesuatu yang bisa menyakiti kita. Jika bisa menjaga perasaan
kita sendiri dari pengaruhnya, maka perasaan kita akan baik-baik saja.
Bagaimana pun juga, posisi kita sama seperti ‘orang itu’, yaitu;
karyawan
yang bertugas untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Maka
orang lain boleh memilih untuk menjadi mitra yang baik bagi kita, atau
menyaksikan jika prestasi kita tetap baik tanpa dukungan darinya.
Apalagi jika posisi kita adalah atasannya. Misi pribadi kita adalah
memberikan bantuan agar masa depannya bisa lebih baik dari sekarang.
Orang itu boleh memilih untuk bekerjasama dengan kita dalam merancang
karirnya yang lebih baik, atau bersikeras bahwa dia bisa mengurus
dirinya sendiri. Syaratnya – nah kalau ini ada syaratnya; pekerjaan dan
tanggungjawab hariannya diselesaikan dengan baik. Jadi, kondisi apapun
yang Anda hadapi di kantor sebenarnya tidak bisa mempengaruhi perasaan
Anda. Kecuali jika Anda gagal melindungi perasaan diri Anda sendiri.
2. Menjaga lidah. Ada
kalanya memang kantor kita sedang memasuki masa-masa yang sangat sulit.
Konflik ‘tingkat tinggi’, mungkin. Kehadiran boss baru yang gayanya
bertolak belakang dengan kebiasaan selama ini. Pengetatan anggaran, dan
lain sebagainya. Perhatikan bagaimana kebanyakan orang merespon situasi
itu. Toilet menjadi ajang diskusi seru. Tangga darurat menjadi tempat
rumpi heboh berselaput asap. Warung kopi menjadi lokasi tumpahan keluh
kesah. Anda, perlu
menghindari hal-hal seperti itu. Percayalah, di perusahaan apapun Anda
bekerja ada kemungkinan situasi itu Anda temui. Karena tidak ada satu
pun perusahaan yang kebal terhadap perubahan. Sedangkan perubahan itu,
tidak selamanya diawali dengan perasaan nyaman. Sebagian besar perubahan
dimulai dengan rasa perih dan ketegangan. Maka kasak-kusuk seperti itu,
tidak termasuk dalam daftar strategi untuk menghadapinya. Bersikaplah
tenang sehingga Anda tidak tergoda untuk menumpahkan perasaan melalui
lidah yang tiada bertulang. Karena salah berkata, akan salah pula pesan
yang diterima oleh sel-sel syaraf di sekujur tubuh kita. Dan jika tubuh
ini diberi informasi yang salah, maka bisa dipastikan sikap dan perilaku
kita juga akan salah. Apalagi jika kata-kata yang tidak tepat itu kita
gembar-gemborkan. Bukan hanya tubuh kita yang teracuni. Lingkungan dan
karir kita juga ikut tercemari. Maka, jagalah lidah kita dari
berkomentar yang tidak tepat terhadap suasana
kantor yang gerah. Karena dimanapun Anda bekerja, akan ada saat seperti
itu.
3. Sikap tanpa keberpihakan. Pekerjaan
tidak bisa lepas dari ikatan emosi. Kedekatan kita kepada seseorang
bisa menjadi jerat timbulnya keberpihakan kita kepadanya. Ingatlah,
bahwa kita tidak benar-benar memahami apa yang sesungguhnya terjadi.
Maka jika ada konflik tingkat tinggi, sebaiknya Anda tidak segera
mengambil posisi untuk berpihak. Keberpihakan Anda bukan kepada atasan,
teman, atau sahabat dekat; melainkan kepada perusahaan. Keberadaan kita
dibayar oleh perusahaan untuk membela kepentingan perusahaan, itu sudah
jelas sekali. Jika ada konflik, maka itu
artinya perusahaan sedang terancam. Maka sebagai orang yang
dipekerjakan untuk menjaga kepentingan perusahaan kita berkewajiban
untuk tetap menempatkan kepentingan perusahaan itu didepan hal-hal
lainnya. Begitulah seorang profesional yang layak. Sikap tanpa
keberpihakan itu bukan hanya menguntungkan perusahaan lho. Sikap itu
penting bagi diri kita sendiri. Seorang karyawan berpihak pada salah
satu boss yang sedang berkonflik. Saat boss itu harus hengkang, orang
ini ditinggalkan. Boss mendapatkan tunjangan tinggi untuk pergi.
Sedangkan teman kita ini? Bisa Anda bayangkan apa didapatkannya, bukan?
Ini bukan kisah hayalan. Realitas yang sudah sering kejadian. So, jika
suasana di kantor Anda sudah terasa gerah karena adanya konflik tingkat
tinggi; sebaiknya Anda mengambil sikap tanpa keberpihakan.
4. Hidupkan AC dengan tangan sendiri.
Ketika masih bekerja sebagai profesional, saya sering menjadi orang
pertama yang tiba dikantor. Seluruh lorong kantor masih gelap dengan
udaranya yang terasa pengap. Bayangkan jika saya membiarkan keadaan itu.
Saya tentu akan berada di ruang gelap dan pengap sampai ada seseorang
yang menyalakannya. Oh, tentu saya tidak mau begitu. Maka saya memilih
untuk mengetahui dimana letak tombol lampu dan AC sehingga saya bisa
menghidupkannya dengan tangan saya sendiri. Sama halnya juga dengan
suasana kantor Anda yang terasa gerah itu. Kebanyakan orang hanya bisa
mengeluhkan
betapa gerahnya suasana dikantor itu. Gerah banget sih, disini! Tetapi
tidak banyak yang bersedia bertindak untuk memperbaiki keadaan. Dalam
banyak situasi, kegerahan di kantor disebabkan oleh orang-orangnya juga.
Misalnya, sikap tidak respek terhadap rekan. Perilaku membangkang dan
mempertanyakan otoritas atasan. Sering banget telat masuk ke kantor
sehingga teman-teman dari departemen lain harus menunggu laporan dan
data yang diperlukan. Terlalu banyak melakukan kesalahan sehingga atasan
sering menegur. Atau sebaliknya, gaya sok-kuasa sehingga bawahan merasa
kesal. Jarang banget kegerahan kantor yang ditimbulkan oleh aspek
diluar perilaku kita sendiri. Wajar jika kita menghidupkan AC-nya dengan
tangan kita sendiri.
5. Jadilah penyejuk bagi orang lain. Ketika
Anda memasuki ruang kantor, biasanya lampu dan AC sudah menyala ya?
Sudah sejuk sebelum Anda datang. Pernahkah Anda bertanya; siapakah
gerangan orang yang menghidupkannya? Mungkin jarang sekali terpikirkan
betapa orang itu telah memberi kesegaran bagi semua orang. Anda tidak
perlu tergesa-gesa untuk pergi ke kantor hanya karena ingin menjadi
orang pertama yang menghidupkan AC dan lampu bagi orang lain. Apalagi
jika digedung
perkantoran yang AC-nya diatur secara sentral. Tetapi Anda bisa menjadi
orang pertama yang menciptakan suasana sejuk di kantor disepanjang hari
itu. Jika Anda seorang atasan, maka suasana sejuk itu bisa dibangun
melalui otoritas kepemimpinan Anda. Jika Anda belum menjadi atasan? Bisa
dilakukan dengan cara menjadi bawahan yang kooperatif bagi atasan.
Menjadi mitra kerja yang menyenangkan bagi teman-teman dalam kelompok
kerja. Bisa menjadi senior yang rendah hati. Menjadi junior yang santun.
Atau seribu satu peran lain yang bisa Anda mainkan. Hanya dengan peran
sederhana itu saja Anda bisa menjadi penyejuk bagi orang lain lho. Dan
dengan begitu, Anda bisa berkontribusi untuk menciptakan suasana kantor
yang menyenangkan. Tidak harus menjadi boss dulu untuk mengambil peran
itu, teman-teman. Kita semua, bisa melakukannya sesuai dengan fungsi,
peran, dan posisi serta porsi masing-masing.
Orang yang merasa
gerah selama bekerja tidak mungkin bisa menghasilkan kinerja yang
tinggi. Energinya akan dihabiskan untuk melayani kegelisahan hati
sepanjang hari. Sedangkan mereka yang bisa tetap menjaga suasana hatinya
sejuk, tidak akan pernah bisa terpengaruh oleh suasana buruk yang
sedang menerpa lingkungannya. Dia akan tetap fokus pada kinerjanya
sehingga terlihat semakin cemerlang dibandingkan yang lainnya. Persis
seperti bintang yang tetap bersinar, dikala langit gelap menyelimuti
malam kelam. Maka tetaplah bergairah, sekalipun suasana di kantor Anda
sedang memasuki masa-masa gerah.
Mari Berbagi Semangat!
Trainer Bidang Leadership & Personnel Development
Penulis buku ”Natural Intelligence Leadership” (Tahap editing di penerbit)
Catatan Kaki:
Buatlah hari Anda sejuk selama berada di kantor. Maka suasana kantor Anda akan terasa sejuk bagi semua orang.
Silakan
di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung
saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai
tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.
*Gambar ilustrasi diambil dari link: http://female.kompas.com
Simak juga artikel berikut:
Empat Dasar Kepemimpinan Efektif
Mengatasi Bawahan yang Sulit
Modal Dasar kepemimpinan
The Power of FERI
Simak juga artikel berikut:
Empat Dasar Kepemimpinan Efektif
Mengatasi Bawahan yang Sulit
Modal Dasar kepemimpinan
The Power of FERI