Kurangnya pembahasan mengenai coaching dan counseling tidak dipungkiri menyebabkan banyak pemimpin melakukan kedua proses ini secara kurang tepat. Kebanyakan pemimpin menganggap coaching dan counseling sebagai satu hal, atau bahkan tertukar antara konsep coaching dan counseling. Untuk menghindari hal tersebut, berikut merupakan tabel lengkap yang membandingkan setiap aspek proses coaching dan counseling.
COACHING
|
COUNSELLING
|
|
Tujuan
|
Membantu karyawan mengatasi masalah kinerja karena kurangnya pengetahuan
dan keterampilan
|
Membantu karyawan agar mampu mengatasi masalah pribadi yang mengganggu
kinerja
|
Proses
|
Atasan
mendengarkan dan menentukan apakah yang dikerjakan karyawan sudah benar atau
masih salah ; memberikan umpan balik dan memperlihatkan bagaimana sebaiknya
hal tersebut dilakukan/dicapai
|
Karyawan mengevaluasi situasi dan perilakunya. Atasan mendengarkan dan
mendorong agar perasaan terungkap jelas. Atasan membimbing karyawan sampai
pada alternatif solusi
|
Diberikan Ketika
|
|
|
Manfaat
|
|
|
|
|
Pentingnya Coaching dan Counseling
Menurut
paradigma change
management, keberhasilan organisasi terletak pada kemampuannya beradaptasi terhadap
berbagai perubahan yang muncul di lingkungan. Pemberdayaan karyawan menjadi
penting dalam upaya membentuk pribadi yang mampu beradaptasi terhadap
perubahan. Penerapan coaching yang efektif oleh pemimpin akan membantu karyawan untuk selalu belajar
mengatasi masalah secara mandiri, dan pada akhirnya melakukan langkah-langkah
yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pribadi mereka secara
berkesinambungan.
Selain itu,
karyawan akan lebih mudah menghadapi perubahan yang terjadi di organisasinya
apabila kebutuhan rasa aman mereka secara pribadi dapat dipenuhi. Rasa aman
karyawan dapat ditumbuhkan jika organisasi membuktikan dengan tulus bahwa
karyawan selalu mendapat perhatian secara pribadi. Hal ini bisa dicapai lewat
aktivitas counseling, dimana pemimpin membangun hubungan personal dengan membantu karyawan
menghadapi masalah pribadinya.
Menjadi
pemimpin saat ini tidak lagi cukup bermodalkan visi, misi, sistem penghargaan,
maupun sistem hukuman yang jelas. Sekarang, pemimpin juga menjadi figur yang bertugas
mengasuh anggota unit kerjanya untuk bisa bekerja secara maksimal sesuai
potensinya masing-masing. Menjadi tanggung jawab pemimpin apabila anggota unit
kerja tidak bisa menunjukkan kinerja terbaiknya. Oleh karena itu, hendaknya
pemimpin bisa lebih proaktif dengan bersedia turun tangan untuk membantu
karyawan mengatasi masalah-masalahnya. Ketika karyawan telah berhasil mengatasi
satu masalahnya, maka satu beban masalah pemimpin juga ikut terangkat. Pada
akhirnya, pemimpin juga ‘kan yang diuntungkan?
Source: Klik Disini