Dahulu kala, di sebuah pedesaan hiduplah seorang bijaksana yg memiliki empat orang putra.
Si
orang tua bijaksana ini ingin sekali agar anak-anaknya bisa jadi orang
yg bijaksana di dalam kehidupannya. Maka dia mengutus keempat anaknya
utk pergi secara bergiliran utk melihat sebuah pohon jambu yg besar,
stlh itu masing-masing hrs melapor hasil yg dilihatnya.
Si Anak
pertama yang pergi pada musim dingin melaporkan kpd ayahnya, apa yg ia
lihat, dia mengatakan, Pohon jambunya, jelek, tdk segar, tdk ada harapan
(maksudnya tidak akan bisa berbuah jambu).
Si Anak kedua yg
pergi pd musim semi, mengatakan kpd ayahnya, dia melihat pohon itu penuh
dgn tunas-tunas kehidupan, sdh mulai hijau-hijau dan memiliki harapan
(maksudnya akan berbuah jambu yg lebat).
Si Anak ketiga yg pergi
pd musim panas, berkata pd ayahnya, dia melihat pohon jambu itu sdh
mulai tumbuh jambunya yg hijau-hijau, daunnya sdh lebat".
Si Anak
keempat yg pergi pd musim gugur, mengatakan pd ayahnya, pohon jambu itu
sangat indah, buah-buahnya sangat indah dan sangat penuh dgn kehidupan.
Mereka
berempat slg mempertahankan persepsi mrk masing-masing, melihat itu,
sang ayah mengatakan kpd mereka, "Anak-anakku, semuanya tdk ada yg salah
dan tdk ada yg benar, pendapat kalian semuanya benar sesuai dgn apa yg
kalian lihat, karena kalian tlh melihat kehidupan pohon jambu tadi dgn
musim-musim yg berbeda ...
Keempat anaknya bertanya, "Maksud Ayah".
Ayahnya
menjelaskan, "Anak-anakku kalian tdk bisa menilai pohon dari hanya satu
musim saja, begitu juga dengan kehidupan ini, Kalian Tidak bisa
mengatakan hidup ini begitu menyedihkan, sangat berat, karena pasti di
suatu waktu/musim kehidupan berikutnya, kalian juga akan mendapatkan dan
merasakan kebahagiaan dan kegembiraan, begitu juga ketika sedang
merasakan kebahagiaan dan kegembiraan, jangan terlalu terlena, karena
kalian harus siap untuk menerima tantangan di musim lainnya.
(Komisi Jakarta - Joehanes AW)
Mailing List theprofec@yahoogroups.com