"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2013/08/23

Hari Yang Dikhawatirkan Albert Einstein Telah Tiba

Albert Einstein, ilmuwan fisika terbesar pada abad ke 20, pada suatu ketika pernah melontarkan kalimat berikut: 'Aku takut pada hari dimana teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi yang idiot. '

Coba perhatikan gambar berikut:
Apakah Anda semua juga menemui atau bahkan merupakan bagian dari fenomena di atas?
Jawabannya hampir dipastikan sebagian besar kita akan menjawab 'IYA'!

Hari yang dikhawatirkan Einstein itu memang sudah mulai tiba di masa kita ini. Tapi saya masih yakin, bahwa belum semua kekhawatirannya itu benar. Generasi yang idiot itu semoga saja tidak benar-benar ada.
---

Lalu selanjutnya bagaimana? Kita sendiri yang akan menentukan.
Jangan sampai teknologi mengikis rasa humanisme kita. Biarlah teknologi tetap menjadi pendukung kehidupan kita agar lebih mudah. Kita yang mengendalikannya. Jangan biarkan ia yang mengendalikan kita.

Bisa? Pasti BISA. Asal kita MAU.
Toh, kita adalah makhluk Tuhan yang sempurna bentuk plus dianugerahi akal pikiran ini adalah penerima amanat tertinggi untuk menjaga alam ini.

Tetap humanis lah, tetap berfikir dan berkaryalah. Dan tetap minta petunjuk dan perlindungan lah kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Salam,

Sumber photo: Klik Disini

2013/08/22

Mengenal Pendiri IKEA, Ingvar Kamprad

Mungkin Anda akan berpikir bahwa orang yang telah melakukan revolusi desain interior, seorang pebisnis besar di dunia hidup dalam kenyamanan dan kemewahan yang tak terbayangkan.

Akan tetapi Ingvar Kamprad, pendiri IKEA tinggal di sebuah rumah yang sederhana, memakan bakso yang dijual oleh toko yang dimilikinya dan hanya bepergian dengan pesawat di kelas ekonomi, padahal Ia mampu untuk membeli sebuah pesawat pribadi tanpa mengurangi kekayaan yang dimilikinya.

Ingvar Kamprad lahir pada tanggl 30 Maret 1926 di sebuah peternakan milik keluarganya di desa Agunnaryd di Swedia.

Kemampuannya untuk dapat membeli sebuah barang dan menjualnya kembali dengan meraup keuntungan merupakan dasar yang dimilikinya sehingga Ia dapat berubah dari seorang pemuda biasa menjadi pebisnis yang sukses. Walaupun Ia merupakan seorang penderita disleksia tetapi penyakitnya tidak membuat Ia kehilangan hasrat dan semangatnya untuk sukses. Bisnis pertama yang dilakukannya adalah membeli korek api dalam jumlah besar di dekat Stockholm dan menjualnya dengan harga murah dan menjualnya kembali satu persatu dan tetap mendapatkan keuntungan. Ia pun melakukan investasi kembali dengan membeli korek dalam jumlah yang lebih besar. Kebiasaan yang dilakukannya pada saat waktu luang adalah menjajakan dagangannya dengan sepeda yang dimilikinya, selalu berusaha menambah barang-barang lain untuk dijual kembali, mulai dari ikan, dekorasi pohon natal, biji-bijian dan kemudian pulpen dan pensil.

Pada usia 17 tahun Ayahnya menganugerahinya hadiah untuk prestasinya di sekolah  dan dengan modal yang dimilikinya Ia mulai berinvestasi pada bisnis yang digelutinya dan melangkah lebih serius dengan menamakan usaha yang dijalankannya IKEA. IKEA sendiri merupakan singkatan dari nama, peternakan dan desa tempat Ia tumbuh. Ia sangat berharap orang akan mengingatnya sebagai Ingvar Kamprad of Elmtaryd, Agunnard.

Merasa sebagai seorang pebisnis yang ulung Ia pun memperluas usahanya dengan menjual jam, perhiasan, dan barang-barang lainnya. Pada saat Ia mulai kewalahan menghadapi permintaan konsumen Ia pun mendirikan jasa pengiriman barang dengan menyewa truk susu untuk mengantarkan barang dagangannya.

Source: Klik Disini.

2013/08/16

Kisah Abu Nawas Menipu Komandan Kerajaan

Pada suatu pagi hari, Abu nawas muda sedang duduk-duduk bersantai di teras rumahnya.
Beberapa saat kemudian, datanglah seorang komandan dengan beberapa prajuritnya.
Sang Komandan bertanya,
"Wahai anak muda, dimanakah aku bisa menemukan tempat untuk bersenang-senang di daerah sekitar sini?"
"Kalau tidak salah di sebelah sana," jawab Abu Nawas.

"Dimanakah tempat itu?" tanya salah seorang prajurit dengan sifat yang tidak menghargai.
"Pergilah ke arah sana, lurus tanpa belok-belok, maka kalian akan menjumpai tempat untuk bersenang-senang," jawab Abu Nawas.

Rombongan tentara kerajaan itu akhirnya pergi juga menuju tempat yang sudah ditunjukkan oleh Abu Nawas. Setelah beberapa saat, kagetlah mereka semua karena tempat yang mereka cari tidak ditemukan, kecuali hanya sebuah komplek kuburan yang sangat luas. Dan tentu saja hal ini membuat para tentara berang karena merasa telah ditipu oleh pemuda tersebut.

Mereka pun kembali lagi ke tempat Abu Nawas.

"Wahai anak muda, keluarlah engkau. Kenapa engkau berani sekali membohongi kami?" tanya Sang Komandan yang tidak tahu kalau yang diajak bicara itu sebenarnya adalah Abu Nawas, Si penasehat Kerajaan.
"Siapakah engkau ini? Berani sekali membohogi kami?" tanya salah seorang prajurit.
"Aku adalah ABDI," jawab Abunawas.

Komandan dan para prajurit merasa geram dan marah
"Prajurit...tangkap dia!!!" seru komandan.
"Engkau akan aku bawa ke Panglima kami," kata komandan.

Oh, rupanya Abunawas hendak dihadapkan ke panglima kerajaan mereka.
"Wahai Panglima, kami telah menangkap seorang pembohong yang berani membohongi pasukan kerajaan," kata komandan.
"Alangkah lancangnya si pemuda ini karena sudah berani berbohong," lanjut komandan.

Panglima bersikap biasa saja, malah dia bahkan memerintahkan kepada prajurit untuk melepaskan borgol yang ada pada tangan Abu Nawas. Komandan dan para prajurit terkejut dan merasa heran, ada apa gerangan ini.

Setelah itu, panglima pun mendekati Abu nawas berkata,
"Tuan Abu, maafkan perbuatan anak buahku di sini ya," kata panglima itu dengan sangat sopannya.
laki-laki gagah dan tampan itu memang sudah saling mengenal satu sama lain karena mereka seringkali bertemu ketika sang khalifah mengundangnya ke istana.

Komandan Minta Maaf
Betapa terkejutnya sang komandan dan para prajuritnya.
Perasaan sombong dan congkak yang tadi menyelimuti mereka seakan berubah menjadi rasa takut.
"Wahai Tuan Abu..sebenarnya kebohongan apa yang mereka sangkakn kepadmu?" tanya panglima.

"Wahai panglima, mereka memintaku untuk menunjukkan tempat untuk bersenang-senang, tentu saja aku tunjukkan kuburan karena kuburan adalah tempat yang lebih baik bagi orang-orang yang taat kepada Allah SWT. Di sana pula dia akan mendapatkan hidangan yang nikmat dari Allah SWT, terbebas dari rasa fitnah dan kejahatan manusia dan makhluk lainnya," jawab Abunawas dengan tenangnya.

Mendengar jawaba pemuda itu, segera saja komandan mendekati Abu Nawas dan berkata,
"Maafkan hamba, Tuanku Abu?"
"Andai saja aku mengetahui bahwa tuan adalah Tuan Abu, tentu kami tidak akan berani membawa Tuan ke hadapan Panglima," kata komandan lagi.

"Wahai komandan...apakah aku telah membohongi kalian? Bukankah aku berkata benar? Aku adalah ABDI, dan setiap orang adlah Abdi Allah SWT, termasuk kalian semuanya," kata Abu Nawas.
"Anda benar Tuanku..," jawab komandan.

Komandan dan prajurit yang telah menangkap Abu Nawas merasa malu jadinya.