"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2014/02/03

Dino, Gita and Risk Taking

"He who is not courageous enough to take risks will accomplish nothing in life.
-Muhammad Ali"

Membaca Dino dan Gita dalam sudut pandang ‘Succesfull Character’.

September 2013 yang lalu, Dino Patti Djalal mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat. Posisi prestisius yang sudah diraihnya di usia relatif muda itu ditinggalkan, demi sebuah perjuangan yang lebih besar di tanah air. Apa itu? Dino ditantang oleh ‘guru’nya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), untuk ikut meramaikan konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat.

Dino Patti Djalal menjadi salah seorang dari 10 peserta pada konvensi calon presiden partai berlambang mercy itu. Menurut Dino ini adalah sebuah panggilan. Meskipun kesempatan dan peluang yang dimiliki oleh semua kandidat konvensi relatif sama, Dino menganggapnya menjadi sebuah tantangan tersendiri. SBY sudah menjamin, tidak akan ada ‘anak emas’. Siapapun bisa menang. Termasuk Dino.

Apakah Dino yakin akang bisa memenangkan konvensi tersebut sehingga rela meninggalkan posisinya sebagai Duta Besar untuk USA? Belum tentu. Tapi dia berani mengambil peluang itu. Peluang dan resiko sekaligus. Resiko kehilangan jabatan. Resiko tidak populer juga tentunya. 

Namun, poin yang perlu dicatat adalah pengunduran dirinya ini menunjukkan sifatnya yang ksatria. Fokus. Tidak setengah-setengah. Total, dan risk-taker.  Dan risk-taking ini adalah salah satu sifat utama bagi pribadi sukses.

Hari ini, 31 Januari 2014, seorang tokoh muda lain, Gita Wirjawan, juga mengundurkan diri dari sebuah posisi yang bukan biasa. Dia meninggalkan posisinya sebagai Menteri Perdagangan RI. Alasannya sama dengan Dino, agar dapat fokus dalam usaha memenangkan dirinya di konvensi calon presiden Partai Demokrat. Meskipun, desakan untuk mundur dari Menteri Perdagangan sudah bergulir dari beberapa bulan yang lalu, keputusannya untuk menyatakan mundur efektif per 1 Februari 2014 ini patut diapresiasi.

Dua tokoh muda potensial, Dino dan Gita, sudah sama-sama mundur dari jabatannya masing-masing. Mereka ‘tertantang’ untuk mencoba sesuatu yang lebih tinggi. Mereka sedang menantang dirinya sendiri untuk keluar dari zona nyamannya. Menantang dirinya untuk berani mengambil resiko. 

Tidak semua orang berani mengambil resiko. Hanya mereka yang bermental pemenanglah yang berani ambil resiko. Tidak terhitung lagi berapa banyak orang sukses yang mengonfirmasikan argument ini.  Seperti ungkapan Muhammad Ali, legenda tinju dunia, bahwa mereka yang tidak cukup berani untuk mengambil resiko tidak akan kebagian apa pun dalam hidupnya. Tidak akan menyelesaikan apapun dalam hidupnya. Semangat inilah yang tampaknya dimiliki oleh Dino dan Gita saat ini.

Akankah salah seorang dari mereka ini ada yang berhasil, hingga lolos masuk ke kontestasi PILPRES 2014 ini? Kita lihat saja. Setidaknya keduanya sudah menunjukkan sikap yang committed untuk terus maju. Untuk terus berkembang. 

Risk taking. Inilah salah satu sifat orang sukses, successful character, yang  sangat perlu dimiliki bagi siapapun yang ingin gemilang dalam hidupnya.

Siapakah yang akan mengulang sukses SBY di 2004 yang lalu. Mundur dari kabinet Megawati Soekarno Puteri, ikut menjadi kandidat presiden, dan menang! Let’s see.

Bagaimanapun, dengan pilihan yang dilakukan oleh Dino dan Gita ini kita harapkan dapat menginspirasi anak muda Indonesia lainnya untuk terus berkarya. Terus melakukan yang terbaik di bidangnya masing-masing. Dan pada saatnya, bagi anak-anak muda Indonesia juga diperlukan keberanian untuk mengambil resiko dalam hidup demi sebuah lompatan yang lebih tinggi.

Salam successful character.
*Ditulis pada tanggal 31 Januari 2014. Posted on February 3, 2014.

2014/01/29

Buta yang Terburuk adalah Buta Politik

Saya menuliskan pernyataan dari Bertalt Bracht berikut ini di timeline saya:

Buta yang terburuk adalah buta politik. Dia tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik.

Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional. Bertalt Bracht (Penyair Jerman)

Mari melek politik!

---

Ada yang bertanya:
wis serem... kalo bedanya politik sama strategi apa pak??? setau saya sih kalau Rasululloh saw. dan Pejuang di belahan bumi Asia istilah yang digunakan adalah Strategi, mulai dari strategi perang, strategi ekonomi sampei sosial, dan strategi itu menggunakan adab, etika dan panduan... kalau politik sy tidak tau apakah ada etikanya atau sekedar untuk mencapai tujuan bagaimanapun caranya... 
---

Jawaban saya:
AFAIK, strategi itu kepanjangan dari politik. Strategi menjangkau sesuatu yang lebih spesifik dari politik. Betul itu, contohnya ada strategi perang, strategi ekonomi, dll.
Politik secara definisi banyak siy artinya, macam-macam dari banyak ilmuwan. Yg saya suka dan tampak mengena adalah:

 
(1)Sbg usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(2)Sbg suatu hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
(3) Merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
(4) politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.


Jadi, politiknya sendiri tidak masalah (saya yakin ini). Yg masalah itu adalah manusia pelakunya. The man behind the gun-nya .... Mudah2an masyarakat kita semakin tercerahkan pengetahuan politiknya, agar semua proses politik yg terjadi ditengah-tengah masy itu juga cerah, dan pada gilirannya terlahir pula pemimpin politik yg mencerahkan, jujur dan amanah. #Semoga
--

Ada yang respon lagi:
Jika istilah Politik itu muncul saat Kekaisaran Roma membentuk Senat, maka saya lebih suka ketika Conan the barbarian memukulkan Kapaknya diatas meja Senat, dan ketika william wallace memaki para bangsawan skotland yang rame berdebat, meskipun karena politik william wallace jadi korban... dan saya lebih memilih jaman Rasululloh sampe Khalifah Umar bin Khatab dibanding setelahnya yang sudah melakukan sistem pemilihan... kami Rindukan Amirul Mukminin yang takut pada Tuhan bukan pada para pendukungnya apalagi pada data2 survei2 apalah... hehehe...

---
Berikut ini jawaban saya:
Setuju, dan benar sekali. Kita (ummat Islam) punya romantisme sejarah terhadap kehidupan sosial di masa Rasulullah SAW. Pertanyaannya adalah, bagaimana mentransformasi nilai-nilai yang kita rindukan itu dalam konteks kekinian? ke dalam konteks bernegara kita saat ini? 
 
Mau tidak mau, suka tidak suka, kebijakan, keputusan atau perangkat apapun yang ditujukan sebagai aturan bersosial, dibuat oleh lembaga-lembaga politik. Dalam sudut pandang inilah, himbauan untuk melek politik menjadi sebuah keniscayaan. 

 
Masa bodoh, apatis, cuek, ataupun anti politik sungguh bukanlah pilihan yg tepat untuk diambil saat ini, jika kepentingan masyarakat tidak ingin terus tergadaikan di tangan-tangan 'yang kotor'... #Merdeka
 


*Picture is powered by google 
 

2014/01/27

8 Sifat Untuk Sukses



Tulisan ini merupakan resume dari buku Richard St. John dengan judul asli ‘8 To be GREAT’. Saya menyarikannya dari versi terjemahan bahasa Indonesia, terbitan  Gramedia 2011, dengan judul ‘8 To be GREAT’: 8 Sifat Untuk Sukses’.

Kenapa hanya 8 sifat? Bukankah seharusnya untuk menjadi orang sukses itu harus memiliki semua sifat yang baik. Mungkin puluhan sifat atau bahkan ratusan. Ya, bisa jadi. Namun oleh Richard St John, sudah dihimpun dalam 8 sifat utama saja. Bukan berarti sifat-sifat lain tidak mendukung.

8 Sifat Untuk Sukses ini merupakan hasil ‘pencarian’ dari penulis untuk sebuah pertanyaan ‘Kenapa Anda bisa Sukses?’ yang suatu ketika dilontarkan oleh seorang gadis yang duduk bersebelahan dengannya pada suatu penerbangan menuju sebuah konferensi di California.’ Sayangnya, saat itu John belum bisa menjawabnya.

Untuk beberapa waktu pertanyaan itu menjadi berkecamuk dalam pikirannya. Dan pertanyaan itu lah yang kemudian mengantarkannya kepada sebuah proyek wawancara dengan 500 orang sukses di dunia. 500 wawancara dengan orang sukses demi sebuah misi untuk menemukan jawaban: ‘Kenapa Anda bisa Sukses?’  atau ‘Apa yang membuat Anda Sukses?’.

John melakukan wawancara dengan 500 orang sukses itu selama sepuluh tahun. Semua hasil wawancaranya dipilih dan dipilah. Kemudian dipisahkan berdasarkan kepeminatan dan keahlian para tokoh tersebut. Mulai dari olahragawan, actor, seniman, ilmuwan, peneliti, fotografer, politisi, hingga salesman/saleswoman. Setelah mengelompokkan pada sifat-sifat wajib yang dimiliki oleh orang sukses, maka jadilah buku panduan tersebut.

Setidaknya ada tigapuluhan sifat sukses yang banyak dijumpainya pada setiap kali tokoh yang diwawancarainya itu menjawab. Namun tidak semua tokoh memiliki ketigapuluh sifat tersebut. John belum puas dengan simpulannya ini. Terlalu banyak. Kemudian dia mengerucutkannya lagi dalam beberapa sifat saja, yang kesemuanya dimiliki oleh 500 orang sukses tersebut. Artinya, beberapa sifat ini lintas profesi, lintas kepeminatan. Mau profesi dan keahlian apapun jika memiliki kesemua sifat wajib ini pasti sukses, demikian John berargumen.

Apa saja sifat-sifat yang wajib dimiliki untuk menjadi orang sukses tersebut? Total adal 8 sifat. Berikut ini penjelasan singkatnya:

Pertama: Passion
Passion adalah sebuah langkah awal. ‘Kerjakan apa yang kau cintai, atau cintai apa yang kau kerjakan’ merupakan kalimat ajakan yang luar biasa oleh para motivator untuk menumbuhkan passion para muridnya. Dengan passion, orang sukses telah mengubah suatu yang ‘mustahil’ menjadi riil. Mengubah yang langka menjadi nyata. Orang-orang sukses selalu mencintai apa yang mereka kerjakan. Passion dapat mengubah mereka yang berprestasi rendah menjadi berprestasi melimpah. From zero to be hero.

Kedua: Kerja
Tidak ada orang sukses yang tidak bekerja keras. Semuanya bekerja keras. Mereka menemukan kesenangan saat bekerja. Mereka bukan workaholic  (kecanduan kerja) , tapi mereka workafrolics (penggemar kerja). Jelas, workaholic dan workafrolic adalah berbeda. Kecanduan kerja dapat membuat mereka membanting tulang dengan raut muka yang masam. Dan kecanduan kerja dapat menyebabkan kesehatan dan hubungan social mereka amburadul. Tentu itu tidak benar.

Workafrolic  adalah penggemar kerja.  Bekerja adalah menemukan kesenangan. Seperti yang disampaikan oleh pendiri  perusahaan periklanan Chiat/Day, Jay Chiat berikut ini: ‘Bekerja sangatlah menyenangkan. Jika Anda tidak bersenang-senang, Anda melakukannya untuk alasan yang salah. Atau ungkapan Jack Welch, CEO General Electric: ‘Bisnis adalah ide-ide, kesenangan, kegembiraan, selebrasi dan semua yang menyenangkan’. Orang-orang workafrolic tidak memilik garis pembatas antara pekerjaan dan kesenangan- semuanya berputar menjadi satu.

Ketiga: Fokus
Banyak sudah contoh orang sukses adalah mereka yang fokus pada satu bidang saja. Stop lah keinginan Anda untuk menguasai banyak hal sekaligus. Bisa jadi Anda akan menguasainya, tapi percayalah prestasi Anda tidak akan super untuk semua hal. Saran John dalam bukunya tersebut, fokuslah pada satu hal saja!

Susan Ruptash, seorang arsitek handal, yang juga dikutip dalam buku John ini menyebutkan:  ‘Memiliki fokus sangatlah penting. Banyak orang bekerja sangat keras, tetapi mereka tidak terfokus. Mereka kesana-kemari mencoba terlalu banyak hal, hinggga pekerjaan yang mereka jalani justru menjadi amburadul.

Keempat: Motivasi
Motivasi adalah bahan bakar yang selalu diperlukan untuk membuat mesin asa dan hidup Anda tetap menyala. Anda butuh motivasi, bagaikan butuhnya Anda terhadap mandi. Perlu motivasi setiap hari. Dan sifat keempat dari orang sukses itu adalah mereka mampu memotivasi dirinya sendiri. Tiada motivator yang paling unggul kecuali motivator yang hidup dalam diri Anda sendiri. Ya, Anda sendirilah motivator terhebat yang dapat mendorong Anda untuk melakukan hal-hal yang luar biasa.

David Gallo, ilmuwan laut yang terkenal, berkata pada John dalam wawancaranya: ‘Motivasilah dirimu sendiri. Hasilnya luar biasa, Teman. Selalu. Secara fisik, mental, kamu harus mendorong dirimu sendiri, dorong , terus, terus.’

Kelima: Ide
Ide menerangi jalan menuju sukses. Ide membantu Anda untuk tetap menemukan solusi pada setiap problem yang muncul. Ide membedakan Anda dengan yang lainnya. Ini yang dapat dilihat pada 500 orang sukses yang diwawancarai John tersebut. Lihatlah mereka dengan ide-idenya yang menakjubkan itu.

Contoh orang sukses yang memiliki ide dahsyat adalah Bill Gates. Dia berkata, ‘Saya punya suatu ide, mendirikan perusahaan piranti lunak microcomputer pertama.’ Dan, ide kecil tersebut menjadikan Bill raksasa dalam dunia teknologi dan juga menjadikannya manusia terkaya sedunia.

Ted Turner, pendiri CNN, juga memiliki ide dahsyat ini. Saat stasiun TV biasa hanya menanyangkan berita selama beberapa kali saja dalam sehari. Ia ingin melihat berita kapan pun ia mau, dan--- Ia muncul dengan ide mengenai CNN, jaringan berita kabel 24 jam pertama di dunia. Selanjutnya, kesuksesan luar biasa yang diraihnya dengan permulaan dari ide itu

Keenam: Pengembangan Diri
Sifat selanjutnya yang dimiliki oleh orang-orang sukses adalah: mereka secara konstan MEMPERBAIKI diri mereka sendiri dan kinerja mereka, entah itu berkaitan dengan karier, proyek, produk, atau layanan.

Tidak ada orang sukses yang berhenti belajar. Berhenti mengembangkan dirinya. Tidak Ada. Mereka terus memperbaiki diri. Prinsip mereka dalam bekerja adalah: make it better, better, better. Jangan cepat berpuas diri. Selalu ada area perbaikan yang bisa dilakukan.

Untuk mendapatkan hasil yang better, better, dan better, mereka terus berlatih, berlatih, dan berlatih. Seperti yang disampaikan oleh Martha Graham, seorang koreografer berikut ini, ‘Kita belajar dari latihan-latihan. Entah mau dikatakan: belajar menari asalnya dari  berlatih menari atau belajar hidup berasal dari berlatih hidup, tetap prinsip keduanya sama.’

Ketujuh: Melayani
Sifat ketujuh yang dimiliki oleh orang-orang sukses ini adalah: mereka MELAYANI orang lain. Jika sifat pertama hingga sifat keenam tadi berfokus pada DIRI sendiri, kini saatnya teropong Anda diarahkan keorang lain.
Orang-orang sukses itu tidak hanya sukses untuk dirinya sendiri, tapi bagaimana manfaatnya terhadap orang lain. Belumlah sukses jika Anda masih berkutat pada kepentingan diri sendiri.

Melayani orang lain adalah kunci orang untuk menjadi kaya. Melayani orang lain akan membawa kekayaan hidup yang sesungguhnya. Semangat pelayanan dan memberi kepada orang lain ini sejalan dengan semangat berikut: ‘The more you give, the more you receive’- Semakin banyak yang Anda beri, semakin banyak yang Anda terima. Dan, it’s absolutely TRUE!

Kedelapan: Tekun
Sifat kedelapan ini menunjukkan seberapa kuat Anda sebenarnya. Banyak orang yang awalnya memiliki potensi besar untuk sukses, namun jadi gagal di tengah jalan, karena mereka tidak tekun. Orang-orang sukses sangat paham akan sifat ini. Mereka terus berjuang, berbuat dengan tekun, persistence action. Hasilnya, spektakuler!

Menurut John, ketekunan menjadi sangat penting karena kita memiliki banyak hal sekaligus: daya tahan, ketabahan, stamina, determinasi, keteguhan, dan ketegaran.

Ingin menjadi sukses? Tekunlah. Layani orang lain. Terus kembangkan diri. Munculkan ide-ide dahsyat. Motivasi diri Anda. Fokuslah pada apa yang Anda kuasai. Gemari pekerjaan Anda. Tumpahkan cinta dan passion Anda untuk semua itu.
Sampai jumpa di titik SUKSES.