Bismillahirrahmanirrahiim
Idul Adha atau biasa kita menyebutnya sebagai Hari Raya Qurban merupakan salah satu hari raya besar dalam agama Islam yang diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia. Pada hari raya ini, kaum Muslim menyembelih hewan qurban sebagai bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Makna ketaatan dan pengorbanan dalam ibadah qurban sangatlah penting, karena melalui pengorbanan hewan qurban, umat Muslim belajar untuk mengorbankan sesuatu yang berharga demi mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam pelaksanaan ritual tahunan ini, sebenarnya ia bukanlah semata tentang taat dan pengorbanan saja, tapi setidaknya ada empat makna yang dapat kita raih. Makna yang pertama adalah bentuk Ketaatan Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makna kedua adalah Pengorbanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makna ketiga adalah tentang Kebersamaan dan Persaudaraan. Makna keempat adalah Berbagi dan Peduli kepada Sesama.Umat Muslim dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah" (QS. Al-Kautsar: 2). Perintah ini mengajarkan umat Muslim untuk selalu taat dan patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam ibadah qurban, umat Muslim dianjurkan untuk memilih hewan yang sehat dan berkualitas. Hewan qurban tersebut kemudian disembelih dengan cara yang benar sesuai dengan syariat Islam. Proses penyembelihan hewan qurban ini melambangkan ketaatan sekaligus pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS ketika ia bersedia mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, atas perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala . Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggantikan Nabi Ismail AS dengan seekor domba yang lebih kecil.
Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan bahwa Ibrahim adalah seorang yang sangat patuh kepada Allah dan sangat tunduk kepada-Nya (berserahdiri). “(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-Baqarah: 131).
Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengorbankan putranya menjadi ujian bagi Nabi Ibrahim AS, namun ia tetap bersedia mengorbankan putranya demi ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagai pelajaran untuk umat muslim pasca peristiwa pengorbanan nabi Ibrahim AS, kisah ini kemudian menjadi syariat agama. Ibadah ini mengajarkan umat Muslim untuk selalu bersedia berkorban demi kepentingan yang lebih besar. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS, yang bersedia mengorbankan putranya demi mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala . Melalui ibadah qurban, umat Muslim diajarkan untuk selalu siap mengorbankan sesuatu yang berharga demi kepentingan yang lebih besar, seperti kepentingan agama, keluarga, atau masyarakat. Semoga ibadah qurban ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Muslim, serta membawa keberkahan bagi semua umat manusia.
Selanjutnya, dalam ibadah qurban, umat Muslim dianjurkan untuk berbagi daging qurban kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan. Hal ini melambangkan makna kebersamaan dan persaudaraan, karena umat Muslim diajarkan untuk selalu membantu sesama dalam kebaikan. Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat dan jauh, dan kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan" (QS. Al-Hajj: 28). Perintah ini mengajarkan umat Muslim untuk selalu berbagi dan membantu sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
Selain itu, ibadah qurban juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antar sesama umat Muslim. Pada hari raya qurban, umat Muslim berkumpul untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan menyembelih hewan qurban. Hal ini menjadi momen yang tepat untuk saling bertemu, berdiskusi, dan mempererat hubungan antar sesama umat Muslim. Dalam Islam, persaudaraan antar sesama umat Muslim sangatlah penting, karena dengan persaudaraan tersebut, umat Muslim dapat saling membantu dan mendukung satu sama lain. Sesungguhnya hidup dalam kebersamaan itu merupakan naluri dasar manusia. Aristoteles (384-322) menyebut manusia pada dasarnya adalah zoon politicon, artinya manusia adalah makhluk sosial.
Kebersamaan sesama manusia ini diformulasikan dalam Islam sebagai hablum minannas, dan hubungan (ubudiyah) dengan Allah disebut sebagai hablum minallah. Keseimbangan dalam dua hubungan ini akan menjadikan manusia menjadi beruntung, ia akan mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 112).
Melalui ibadah qurban, umat Muslim juga diajarkan untuk berbagi dan peduli kepada sesama yang membutuhkan. Dalam Islam, kepedulian terhadap sesama sangatlah penting, karena dengan peduli tersebut, umat Muslim dapat membantu dan meringankan beban sesama yang membutuhkan.
“…Dan barangsiapa menolong kebutuhan saudaranya, maka Allâh senantiasa menolong kebutuhannya.” (Hadits)
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menganjurkan agar umat Islam saling menolong dalam kebaikan dan membantu saudara-saudaranya yang membutuhkan bantuan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS. al-Maidah:2).
Sebagai penutup ini tulisan singkat ini, marilah kita senantiasa berdoa agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memampukan kita untuk berqurban di hari Raya Idul Adha ini, serta dimampukan untuk memperoleh semua hikmah yang terkandung di dalamnya. Aamiin ya Mujibassailiin.