"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2024/07/17

Bismillah, teteh Faina resmi belajar di Pesantren

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)


Faina bersama beberapa teman baru
Hari-hari pertama di pesantren bisa menjadi pengalaman yang sangat berbeda bagi anak dan orang tua. Anak mungkin merasakan campuran antara kegembiraan dan kecemasan. Mereka bisa merasa bersemangat untuk memulai sesuatu yang baru dan bertemu teman-teman baru, tetapi juga merasa cemas karena meninggalkan rumah dan lingkungan yang sudah dikenal. Rindu rumah adalah perasaan umum bagi banyak anak yang baru pertama kali masuk pesantren. Mereka mungkin merindukan keluarga, teman-teman lama, dan kenyamanan rumah. Anak-anak perlu beradaptasi dengan rutinitas baru, aturan, dan lingkungan yang berbeda di pesantren. Ini termasuk menyesuaikan diri dengan jadwal yang lebih ketat dan hidup bersama banyak teman sebaya. Mereka mungkin mulai merasakan tanggung jawab dan kemandirian yang lebih besar karena harus mengatur waktu dan kegiatan sehari-hari mereka sendiri. Perasaan antusias untuk membuat teman-teman baru dan menemukan komunitas baru yang bisa membuat mereka merasa diterima dan dihargai juga sering muncul.

Bagi orang tua, banyak yang merasa khawatir tentang bagaimana anak mereka akan beradaptasi dengan lingkungan baru. Mereka mungkin khawatir tentang kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan anak mereka di tempat baru. Sama seperti anak-anak, orang tua juga mungkin merasakan kerinduan karena harus berjauhan dengan anak mereka untuk pertama kalinya. Rasa rindu ini bisa sangat kuat, terutama jika mereka sangat dekat dengan anak mereka. Namun, orang tua juga bisa merasa bangga karena anak mereka mengambil langkah penting dalam pendidikan dan pengembangan pribadi mereka. Kehilangan kehadiran anak di rumah bisa membuat orang tua merasa ada yang kurang dalam keseharian mereka. Kehilangan rutinitas dan kebersamaan memerlukan waktu untuk penyesuaian. Orang tua mungkin memiliki harapan tinggi bahwa pengalaman pesantren akan memberikan dampak positif pada anak mereka, baik dalam hal pendidikan agama maupun karakter.

Hal seperti uraian di atas itulah yang dialami oleh Haura Faina dan kami orang tuanya pada hari-hari ini. Sejak resmi mulai di pesantren Ahad 14 Juli 2024 yang bertepatan dengan 8 Muharram 1446 H, kami baru bisa merasakan apa yang biasa dialami oleh keluarga-keluarga yang putera/inya belajar dan tinggal di lingkungan Pondok Pesantren. Rasanya memang campur aduk. Tapi satu yang pasti adalah kami sebagai orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak. InsyaAllah.

Diantara harapan dan alasan kenapa kami memilih pondok pesantren sebagai kawah candradimuka untuk teteh Faina, puteri kedua kami, setidaknya seperti poin-poin berikut ini:

Pendidikan Agama yang Kuat: Salah satu alasan utama adalah keinginan agar putri kami mendapatkan pendidikan agama yang mendalam. Bagaimanapun, Pesantren dengan segala kelebihan dan kekurangannya insyaAllah dianggap mampu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ajaran Islam, Al-Qur'an, hadis, dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Semoga dengan bekal iman dan islam yang kuat dan melekat, maka anak-anak kita bisa menjadi ladang dan sekaligus investasi amal untuk kedua orang tuanya. InsyaAllah doa anak yang soleh/ah akan menjadi pahala jariyah hingga di akhirat kelak. 

Pembentukan Akhlak dan Karakter: Orang tua berharap pesantren dapat membentuk karakter dan akhlak putra/inya agar menjadi pribadi yang lebih baik, disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan di pesantren dianggap penting untuk kehidupan sehari-hari.

Kemandirian dan Tanggung Jawab: Dengan hidup di lingkungan pesantren, orang tua berharap putri mereka akan belajar menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Mereka diharapkan mampu mengatur waktu, mengelola keuangan, dan mengatasi berbagai tantangan tanpa selalu bergantung pada orang tua.

Semoga Allah mudahkan untuk putera/i kita semua dalam rangka tolabul ilmi-nya.


Istimewa, kiriman team asatidz alBinaa


Istimewa, kiriman team asatidz alBinaa

source: https://albinaa.sch.id/

Source: https://albinaa.sch.id/



2024/07/11

Inilah Kaya yang Sebenarnya!

Dalam dunia modern yang dipenuhi dengan materialisme, banyak orang terus-menerus mengejar kekayaan duniawi. Namun, dalam ajaran Islam, kekayaan sejati bukanlah diukur dari jumlah harta benda, melainkan dari kekayaan hati. Konsep 'kaya hati' dalam Islam menggambarkan seseorang yang merasa puas dengan apa yang dimilikinya dan memiliki sifat qana'ah, yaitu rasa puas dan cukup.

Kekayaan hati sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Salah satu hadits terkenal mengenai hal ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah, di mana Rasulullah SAW bersabda, "Laisal ghina 'an katsratil aradhi walakinnal ghina ghinan nafs," yang artinya: "Kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, tetapi kekayaan adalah kekayaan jiwa (hati)." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini mengajarkan bahwa kekayaan sejati tidak diukur dari seberapa banyak harta yang dimiliki seseorang, tetapi dari seberapa besar rasa puas dan cukup dalam hatinya. Seseorang yang kaya hati akan selalu merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, meskipun secara materi mungkin tidak berlimpah. Sebaliknya, seseorang yang selalu merasa kurang, meskipun memiliki banyak harta, sebenarnya adalah orang yang miskin.

Kaya hati berarti memiliki rasa syukur yang mendalam atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Orang yang kaya hati tidak terjebak dalam siklus tanpa akhir untuk selalu menginginkan lebih. Ia mampu menikmati dan menghargai apa yang dimilikinya saat ini. Sifat ini membawa ketenangan dan kebahagiaan sejati, karena ia tidak tergantung pada faktor eksternal seperti harta benda atau status sosial. Selain itu, kaya hati juga mendorong seseorang untuk berbagi dengan orang lain. Seseorang yang merasa cukup dengan dirinya sendiri akan lebih mudah untuk bersedekah dan membantu sesama, karena ia tidak khawatir akan kekurangan. Inilah yang membuat kaya hati sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan peduli terhadap sesama.

Untuk mengembangkan kekayaan hati, seseorang dapat melakukan beberapa hal. Pertama, selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, baik itu besar maupun kecil. Kedua, berlatih untuk merasa cukup dan puas dengan apa yang dimiliki, dan tidak selalu menginginkan lebih. Ketiga, membiasakan diri untuk berbagi dengan orang lain, karena dengan berbagi kita dapat merasakan kebahagiaan sejati. Terakhir, selalu berserah diri kepada Allah dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya yang terbaik.

Seperti uraian di atas, selain rasa syukur dan qana'ah, sikap tawakkal juga penting dalam mengembangkan kekayaan hati. Tawakkal berarti berserah diri kepada Allah SWT dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya yang terbaik. Seseorang yang memiliki tawakkal yang kuat akan selalu tenang dalam menghadapi berbagai situasi, baik itu kesulitan maupun kebahagiaan. Dengan tawakkal, seseorang dapat menerima segala yang diberikan oleh Allah dengan lapang dada, sehingga hatinya tidak mudah terguncang oleh perubahan kondisi duniawi.

Lebih jauh lagi, kaya hati juga terkait dengan ketenangan batin dan kedamaian jiwa. Seseorang yang kaya hati tidak akan mudah merasa cemas atau khawatir tentang masa depan, karena ia yakin bahwa Allah SWT selalu menyediakan yang terbaik untuknya. Ketenangan batin ini merupakan salah satu bentuk kebahagiaan yang paling hakiki, yang tidak bisa dibeli dengan uang atau harta benda. Dengan demikian, kaya hati membawa seseorang pada tingkat spiritual yang lebih tinggi, dimana kebahagiaan tidak lagi bergantung pada hal-hal materi, melainkan pada kedekatan dengan Allah SWT.

Kaya hati juga mengajarkan pentingnya berbagi dan kepedulian sosial. Islam mendorong umatnya untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain. Orang yang kaya hati akan lebih mudah mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan, karena ia tidak terikat dengan harta bendanya. Sikap dermawan ini tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga memperkaya hati dan jiwa pemberi, karena dengan berbagi, ia merasakan kebahagiaan dan kepuasan batin yang mendalam.

Dalam konteks keluarga, kaya hati juga sangat penting. Seseorang yang kaya hati akan mampu menciptakan suasana harmonis dan penuh kasih sayang dalam keluarganya. Ia akan lebih sabar dan bijaksana dalam menghadapi berbagai permasalahan keluarga, karena hatinya dipenuhi dengan rasa syukur dan qana'ah. Dengan demikian, kekayaan hati tidak hanya membawa kebaikan bagi individu, tetapi juga bagi keluarganya dan masyarakat sekitarnya.

Oleh karena itu, pendidikan tentang kaya hati perlu ditanamkan sejak dini. Anak-anak harus diajarkan untuk bersyukur atas segala nikmat yang mereka terima, merasa cukup dengan apa yang mereka miliki, dan selalu berbagi dengan sesama. Pendidikan ini tidak hanya dilakukan di rumah, tetapi juga di sekolah dan lingkungan masyarakat. Dengan demikian, generasi yang akan datang dapat tumbuh menjadi individu-individu yang kaya hati, yang akan membawa kebaikan bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.

Pada akhirnya, kaya hati adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dengan memiliki hati yang kaya, seseorang tidak hanya menjalankan perintah Allah dalam hal bersyukur, berbagi, dan qana'ah, tetapi juga mencapai kedekatan dengan-Nya. Inilah kekayaan yang sebenarnya, yang membawa kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Semoga kita semua dapat meraih kekayaan hati dan menjadi hamba-hamba yang dicintai oleh Allah SWT.

2024/07/09

Oleh-oleh dari Al Falah Sragen!

Syukur alhamdulillah, 5 dan 6 Juli 2024, yang bertepatan dengan 29 dan 30 Dzulhijjah 1445 H kemarin, kami dari rombongan masjid alBarokah Bekasi (beberapa pengurus DKM dan jamaah) berada di masjid Raya Al Falah, Sragen Jawa Tengah, dalam rangka silaturrahmi dengan pengurus masjid Raya Al Falah. Selain menyambung silaturrahim, tujuan kami adalah ingin belajar. Kami kemas dalam acara 'studi banding', mengenai manajemen masjid. 

Untuk yang belum terlalu mengenal masjid al Falah, kami sarankan untuk menonton profilnya di laman youtube mereka atau melalui akun-akun sosial medianya yang cukup viral. Ketik saja di kolom pencariannya 'Masjid Raya al Falah Sragen'. Akan banyak konten-konten kreatif nan menginspirasi kita dalam rangka memakmurkan masjid. Oh ya, sebagai catatan tambahan masjid ini sudah menjadi masjid percontohan tingkat nasional sejak 2022 lho! 

Ustadz Kusnadi di tengah (koko putih dengan peci hitam) berfoto bersama rombongan
DKM Al Barokah Bekasi, Jawa Barat

Pada tulisan singkat ini saya tidak akan menuliskan kronologi perjalanan kami ke alFalah, tapi lebih pada 'ilmu dan pengalaman apa yang kami dapat dari sana. Ilmu dari sharing session bersama pengurus takmir masjid al Falah yang dipimpin oleh ustadz Kusnadi Ikhwani berjalan dengan sangat baik, lancar dan dalam suasana yang menyenangkan. Apalagi setelah 'sharing session' kami dijamu dengan sarapan pagi berupa nasi soto khas Sragen. Dengan mengikuti studi banding ini, harapannya adalah kami bisa melakukan hal yang sama  di masjid tempat tinggal kami, seperti yang al Falah telah lakukan. 

Mudah-mudahan catatan singkat ini menginspirasi pembaca sekalian juga! ***

Ada banyak cerita dan pengalaman yang disampaikan oleh ustadz Kusnadi kepada kami selama sharing session berlangsung. Semua ilmu dan pengalaman yang disampaikan itu, syukurnya lagi sudah beliau tuliskan pula dalam sebuah buku dengan judul 'Strategi manajemen masjid'.

Buku "Strategi Manajemen Masjid" karya Ustadz Kusnadi al Falah Sragen dimulai dengan penekanan pada pentingnya manajemen yang efektif dalam pengelolaan masjid. Masjid, menurut penulis, bukan hanya tempat ibadah tetapi juga pusat komunitas yang harus dikelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan jamaahnya. Ustadz Kusnadi memperkenalkan konsep dasar manajemen masjid yang meliputi visi, misi, dan tujuan. Ia menekankan bahwa setiap masjid harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk mengarahkan semua kegiatan dan programnya.

Struktur organisasi yang baik sangat penting dalam pengelolaan masjid. Penulis menjelaskan peran dan tanggung jawab setiap anggota organisasi, termasuk imam, khatib, dan pengurus lainnya. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas sangat penting untuk menghindari konflik dan memastikan bahwa semua aspek pengelolaan masjid berjalan lancar. Selain itu, Ustadz Kusnadi memberikan strategi pengelolaan keuangan masjid, termasuk pengumpulan dana, pengelolaan anggaran, dan pentingnya transparansi serta akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan.

Sumber pendanaan masjid dapat berasal dari berbagai sumber seperti zakat, infak, sedekah, dan sumbangan dari donatur. Penulis juga menekankan pentingnya kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan pendanaan. Perencanaan anggaran yang efektif sangat diperlukan untuk memastikan bahwa dana yang tersedia digunakan secara optimal untuk kegiatan masjid. Dalam hal manajemen program dan kegiatan, buku ini membahas tentang perencanaan dan pelaksanaan program serta kegiatan masjid. Ustadz Kusnadi memberikan contoh-contoh kegiatan yang dapat meningkatkan keterlibatan jamaah dan komunitas sekitar.

Inovasi dalam pengembangan program masjid sangat penting untuk menarik lebih banyak jamaah dan memenuhi kebutuhan mereka yang beragam. Buku ini juga memberikan panduan tentang bagaimana menjaga dan mengembangkan fasilitas masjid agar selalu dalam kondisi baik dan dapat memenuhi kebutuhan jamaah. Penulis menyarankan berbagai strategi pemeliharaan, termasuk inspeksi rutin, perbaikan berkala, dan pelibatan jamaah dalam menjaga kebersihan dan keindahan masjid.

Ki-Ka: Pak Jaka, Ust Agun, pak H Supra, pak Nung, pak Abo, pak H Rudi, Ust Suroso, ust H Syarif,
pak Irpan, mas Imam dan saya (Feri)

Komunikasi yang efektif antara pengurus masjid dan jamaah serta strategi untuk membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar juga menjadi fokus buku ini. Ustadz Kusnadi mengajak pengurus masjid untuk memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan komunikasi dan pelayanan kepada jamaah, seperti melalui media sosial dan aplikasi masjid. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di masjid juga sangat penting. Penulis mengusulkan program-program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan untuk pengurus masjid agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif.

Pelatihan kepemimpinan juga menjadi bagian penting dalam buku ini. Ustadz Kusnadi memberikan contoh-contoh program pelatihan kepemimpinan yang dapat membantu pengurus masjid dalam menjalankan tugas mereka. Selain itu, buku ini mengajak pembaca untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menyusun program dan kegiatan masjid. Penulis memberikan contoh-contoh kegiatan yang dapat meningkatkan partisipasi jamaah dan membuat masjid menjadi lebih dinamis.

Ustadz Kusnadi juga membahas berbagai tantangan yang sering dihadapi dalam manajemen masjid, seperti masalah konflik internal, kurangnya dana, dan minimnya partisipasi jamaah. Penulis menawarkan solusi praktis untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, dengan menekankan pentingnya musyawarah dan mencari jalan tengah dalam menyelesaikan permasalahan. Studi kasus dari berbagai masjid yang berhasil dalam menerapkan strategi manajemen yang efektif juga disajikan sebagai inspirasi bagi pengurus masjid lainnya.

Buku ini menutup dengan pandangan ke depan tentang perkembangan manajemen masjid. Ustadz Kusnadi menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan zaman dan inovasi untuk memastikan masjid tetap relevan dan berdaya guna dalam memenuhi kebutuhan jamaah. Dengan membaca dan menerapkan isi buku ini, diharapkan masjid dapat lebih berdaya guna dan berperan lebih besar dalam membangun komunitas muslim yang kuat dan harmonis. Secara keseluruhan, buku "Strategi Manajemen Masjid" adalah panduan komprehensif yang sangat berguna bagi pengurus masjid dan masyarakat muslim pada umumnya. Buku ini tidak hanya memberikan teori-teori manajemen yang aplikatif, tetapi juga membekali pembaca dengan contoh-contoh nyata dan strategi praktis yang dapat langsung diterapkan.

Berikut ini adalah beberapa program unggulan masjid Raya Al-Falah Sragen:

1. Meng-0 kan bahkan pernah meng-Minus-kan Saldo tiap akhir bulan

2. Menyediakan Buka puasa dan sahur ramadhan 2000 porsi

3. Menyediakan Buka Puasa Senin dan Kamis

4. Minuman Gratis Selalu tersedia untuk jamaah

5. Memberangkatkan Umroh bagi jamaah sholat terawih yang paling rajin sholat.

6. Layanan Brigade Bersih Masjid yang melayani pembersihan Masjid-masjid sekitar Sragen

7. Menggaji Seluruh Karyawan (Abdi Dalem Masjid)

8. Memberikan Hadiah Sepeda Motor bagi jamaah sholat subuh terajin

9. ATM beras untuk kaum dhuafa

10. Mengganti barang yang hilang di dalam masjid

11. Parfum Gratis selalu tersedia

12. Penitipan barang Gratis dan ada petugas jaganya

13. Pemberdayaan PKL sekitar Masjid

14. Makan Gratis Setelah Kajian Subuh Ahad

15. Streaming Kajian di medsos Masjid Raya Al-Falah Sragen

16. Layanan EO Wedding / Pernikahan

17. Mendirikan Badan Usaha Milik Masjid (BUMM)