***
Artikel menarik lainnya:
Taksonomi Bloom: Enam Tingkat Berpikir
Perjalanan Web1 hingga Web3
5 Komponen Utama Digital Customer Care
Pict source: https://tips.uark.edu/ |
Berikut adalah penjelasan dari Taksonomi Bloom yang baru, mulai dari level berpikir terendah hingga tertinggi:
Mengingat (Remembering)
Ini adalah level paling dasar, di mana siswa diharapkan mampu mengingat kembali fakta atau informasi yang telah mereka pelajari sebelumnya. Aktivitas yang termasuk dalam level ini adalah mengenali, mengingat, atau mengidentifikasi istilah, fakta, dan konsep. Misalnya, siswa menghafal rumus matematika atau menyebutkan tokoh sejarah yang terkenal.
Contoh: Mengingat nama presiden pertama Indonesia.
Memahami (Understanding)
Pada level ini, siswa tidak hanya mengingat informasi, tetapi juga memahaminya. Mereka dapat menjelaskan atau menginterpretasikan materi dengan kata-kata mereka sendiri. Ini melibatkan aktivitas seperti menyimpulkan, mengklasifikasi, dan menjelaskan.
Contoh: Menjelaskan dengan kata-kata sendiri bagaimana siklus air terjadi.
Menerapkan (Applying)
Pada level penerapan, siswa mulai menggunakan informasi yang mereka pelajari dalam situasi atau konteks baru. Ini mencakup kemampuan menerapkan konsep, teori, atau teknik untuk memecahkan masalah nyata.
Contoh: Menggunakan hukum Newton untuk menjelaskan fenomena gerak benda di kehidupan sehari-hari.
Menganalisis (Analyzing)
Pada tahap ini, siswa diharapkan mampu memecah informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan di antara bagian-bagian tersebut. Mereka mampu membedakan antara fakta dan opini, mengidentifikasi pola, atau mengevaluasi argumen.
Contoh: Menganalisis struktur argumen dalam sebuah artikel atau membandingkan dua teori ekonomi yang berbeda.
Mengevaluasi (Evaluating)
Di level ini, siswa menilai atau mengevaluasi informasi, ide, atau metode berdasarkan kriteria tertentu. Mereka dapat membuat penilaian, memberikan kritik, atau mempertahankan argumen dengan menggunakan bukti yang mendukung.
Contoh: Mengevaluasi efektivitas sebuah kebijakan lingkungan atau menilai validitas argumen dalam debat.
Mencipta (Creating)
Level tertinggi dalam Taksonomi Bloom yang telah direvisi adalah Creating (mencipta). Pada tahap ini, siswa menggunakan berbagai informasi yang mereka miliki untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik itu produk, teori, atau solusi. Mereka mampu menggabungkan elemen-elemen yang ada dengan cara baru untuk menghasilkan karya yang orisinal dan inovatif.
Contoh: Merancang eksperimen sains baru, menulis cerita orisinal, atau mengembangkan aplikasi teknologi baru.
Revisi Taksonomi Bloom membawa beberapa perubahan penting dalam cara kita memandang proses berpikir. Dalam model asli, level tertinggi adalah Evaluasi (Evaluation), namun dalam revisi, level ini digantikan oleh Mencipta (Creating). Ini menyoroti pentingnya kreativitas dan inovasi dalam pendidikan modern, di mana siswa tidak hanya diharapkan untuk memahami dan mengevaluasi informasi, tetapi juga menggunakannya untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Perubahan lain yang penting adalah peralihan dari kata benda ke kata kerja, yang mencerminkan pembelajaran sebagai proses aktif. Ini juga memperkuat gagasan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengingat dan memahami, tetapi juga tentang menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta sesuatu yang bermakna.
Dengan memahami Taksonomi Bloom yang baru, para pendidik dapat merancang pembelajaran yang lebih menantang dan holistik, serta mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa mereka. Model ini juga memberi kerangka untuk menyusun soal ujian, proyek, atau tugas-tugas yang lebih terarah pada pengembangan kompetensi kritis dan kreatif.
pict source: dumbways.id |
Web1, atau Web 1.0, adalah generasi pertama internet, ditandai dengan situs-situs web statis yang hanya bisa dibaca (read-only). Pada era ini, situs web berfungsi sebagai sumber informasi yang tidak memungkinkan interaksi pengguna. Pengguna bertindak sebagai konsumen pasif, hanya dapat mengakses informasi yang disediakan oleh pemilik situs, seperti halaman HTML sederhana tanpa adanya elemen dinamis atau interaktif.
Ciri khas Web1 meliputi:
Web1 lebih fokus pada penyampaian informasi secara satu arah, tanpa fitur seperti forum, komentar, atau personalisasi yang luas.
Web2, atau Web 2.0, membawa perubahan besar dalam cara kita menggunakan internet. Fase ini dikenal sebagai internet read-write, di mana pengguna tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga bisa membuat dan berbagi konten. Web2 memungkinkan interaksi sosial yang intens melalui platform seperti blog, media sosial, dan wiki. Teknologi yang mendukung Web2, seperti JavaScript, AJAX, dan CSS, memungkinkan halaman web menjadi lebih dinamis dan interaktif.
Ciri utama Web2:
Web2 memberikan kemampuan kepada pengguna untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan berbagi, tetapi juga menimbulkan masalah privasi dan sentralisasi data oleh perusahaan-perusahaan besar.
Web3 adalah fase terbaru dari evolusi internet, yang sedang berkembang. Web3 berfokus pada desentralisasi, privasi, dan kepemilikan data pengguna melalui teknologi blockchain. Berbeda dengan Web2, di mana data dan aset digital dikelola oleh perusahaan besar, Web3 memungkinkan pengguna untuk memiliki kendali penuh atas data mereka dan mengelola aset digital tanpa perantara.
Ciri khas Web3 meliputi:
Dengan Web3, internet tidak hanya tentang interaksi sosial dan konsumsi konten, tetapi juga tentang kepemilikan dan keterlibatan langsung dalam ekosistem digital.
Perjalanan dari Web1 yang statis, menuju Web2 yang interaktif dan terpusat, hingga Web3 yang desentralisasi dan berbasis blockchain, menunjukkan evolusi signifikan dalam cara manusia berkomunikasi dan berinteraksi secara digital. Setiap fase membawa tantangan dan peluang baru, dengan Web3 berpotensi menciptakan internet yang lebih transparan, terbuka, dan demokratis.