"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2011/12/10

20 Gejala Menurunnya Prestasi


Jika Anda saat ini adalah berpredikat sebagai seorang leader atau manager yang memimpin beberapa karyawan di perusahaan tempat Anda bekerja, tentu saja selalu menginginkan karyawan atau teamnya tersebut memperoleh pencapaian performansi yang baik yang pada ujungnya mencapai sasaran KPI (Key Performance Indicator) yang sudah ditetapkan. Untuk memastikan performansi yang baik dengan prestasi yang baik dapat tercapai tentu Anda semua sudah memiliki check list dalam proses monitoringnya. Check list atau daftar periksa inilah yang penting untuk jadi tool yang akan membantu Anda melakukan pengawasan program/ kinerja. 

Jika segala sesuatunya berjalan lancar, tentu saja tidak ada masalah. Lain cerita jika banyak ketidaksesuaian yang dilakukan oleh karyawan Anda. Kinerja bisa jadi tidak maksimal. Hasil pun menjadi tidak mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kondisi seperti ini tentu tidak diinginkan. Bahkan wajib dan harus dihindari. Lalu bagaimana cara mengatasi masalah ini?

Saya mengajukan hal berikut yang diharapkan bisa membantu para manager/ leader untuk menghindari kemungkinan performansi yang tidak baik. Buatlah daftar periksa terhadap kinerja karyawan dengan memperhatikan 20 gejala menurunnya prestasi berikut ini*:

1.       Produktifitas berkurang
2.       Kualitas kerja menurun
3.       Tidak bisa menepati jadwal
4.       Melakukan berbagai tugas yang tidak penting, tetapi menunda tugas yang penting
5.       Menghindar dari penugasan yang lebih menantang
6.       Tidak dapat memfokuskan diri pada tugas-tugas yang penting
7.       Kacau
8.       Menggantungkan diri pada orang lain\
9.       Sering meninggalkan pekerjaan tanpa izin
10.   Menolak penugasan
11.   Sering absen
12.   Tidak mimiliki inisiatif
13.   Kurang persiapan untuk menghadapi rapat maupun presentasi
14.   Selalu mengeluh
15.   Tidak mempunyai hubungan baik dengan pelanggan
16.   Melempar kesalahan pada karyawan lain
17.   Selalu membela diri
18.   Tidak mau bekerjasama dengan karyawan lain, begitu pula sebaliknya karyawan lain tidak mau bekerjasama dengannya
19.   Membesar-besarkan masalah sepele
20.   Cepat marah, selalu komplain tentang pekerjaan

Demikianlah 20 gejala menurunnya prestasi karyawan yang perlu dimonitoring oleh para manager dan leader. Jika sudah banyak ditemukan terjadi di team Anda, maka bisa berdampak sangat tidak baik kepada pencapaian perusahaan. Diharapkan dengan mengetahui gejala-gejala awal ini, para manager dan leader bisa dengan cepat melakukan tindakan pencegahan bahkan perbaikan, sehingga prestasi karyawan dan kinerja team secara keseluruhan tetap baik. Disinilah letak pentingnya daftar periksa tersebut. Karena akan sangat membantu para manager dan leader sedari awal sebelum kinerja atau prestasi teamnya benar-benar menurun. 

Semoga bermanfaat. Salam sukses!
*20 gejala diambil dari modul CCM (M2VP)
*picture is powered by google

Bandung, 10 Desember 2011
Temukan juga di: Kompasiana

2011/12/07

Echoing of Universe (Part 1)

Pada acara sharing-session dengan rekan-rekan agents di contact center di tempat saya bekerja minggu lalu, saya menampilkan sebuah film singkat tentang sikap online (melayani pelanggan) oleh seorang agent di salah satu contact center di Amerika.

Saya memang sengaja menampilkan film singkat dalam sharing-session itu. Lumayan baik untuk menarik perhatian peserta.
Bagaimanapun, kesan yang dibawa oleh media audio visual diakui telah banyak membantu para trainer dalam menyampaikan materi trainingnya. Demikian juga dalam dunia edukasi secara umum.

Pada tulisan ini saya tidak membahas tentang manfaat dan arti penting media video dalam edukasi secara khusus. Tapi lebih pada pesan yang tersirat yang diperoleh dari film itu. Dalam film tersebut, terlihat ada seorang agent yang tampak tenang dalam melayani pelanggan. Intonasinya hangat, ramah dan bersahabat, walaupun terlihat dari ekspresi wajahnya dia sedang menangani call keluhan (complaint). Suara agent terdengar sangat baik. Namun, sejurus kemudian, tidak disangka dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak diperkenankan dalam dunia layanan contact center. Dia memarahi dan mengintimidasi pelanggan. Ko bisa?
Ya, si agent memarahi pelanggan sejadi-jadinya. Tapi dia punya cara agar lampiasan amarahnya itu tidak terdengar. Dia menekan tombol ‘mute’ di call master (unit /perangkat pesawat telepon dalam berkomunikasi di call center).

----Bersambung
*Picture is powered by google

2011/12/01

'5 Bola Kehidupan'

Brian Dyson, mantan eksekutif Coca Cola, pernah menyampaikan pidato yang sangat menarik. Katanya, "Bayangkan hidup itu seperti pemain akrobat dengan lima bola di udara.  Anda bisa menamai bola itu dengan sebutan: Pekerjaan,  Keluarga, Kesehatan, Sahabat, dan Semangat”. 

Anda semuanya harus menjaga semua bola itu tetap di udara dan jgn sampai ada yang terjatuh.  Kalaupun situasi mengharuskan Anda melepaskan salah satu diantara lima bola tsb, lepaskanlah Pekerjaan karena pekerjaan adalah BOLA KARET.  Pada saat Anda menjatuhkannya, suatu saat ia akan melambung kembali, namun 4 bola lain seperti: Keluarga, Kesehatan, Sahabat dan Semangat adalah BOLA KACA. Jika Anda menjatuhkannya, akibatnya bisa sangat fatal!  

Brian Dyson mencoba mengajak kita hidup secara seimbang. Pada kenyataannya, kita terlalu menjaga pekerjaan yg adalah bola karet, bahkan kita mengorbankan Keluarga, Kesehatan, Sahabat dan Semangat demi menyelamatkan bola karet tsb.  Demi uang atau pekerjaan, kita mengabaikan keluarga.  Demi meraih sukses dalam pekerjaan, kita jadi workaholic dan tidak memperhatikan Kesehatan.  Bahkan demi uang atau pekerjaan, kita rela menghancurkan hubungan dengan Sahabat yang telah kita bangun bertahun tahun lamanya. Bukan berarti pekerjaan tidak penting, jgn sampai pekerjaan atau uang menjadi BERHALA dalam hidup kita.
Ingatlah, kalaupun kita kehilangan uang masih bisa kita cari lagi, tapi jika Keluarga sudah terjual, kemana kita membelinya lagi?  Lihat kisah Yusuf yang meski pernah dibuat miskin, habis-habisan, dan sengsara oleh kakak-kakaknya, tapi tetap tahu bahwa Keluarga lebih penting dari penderitaannya itu.  Uang hilang masih bisa dicari, tapi apa kita bisa membeli Sahabat?  Uang hilang masih bisa dicari, tapi apakah kita bisa memulihkan Kesehatan kita secara normal jika kita terkena penyakit kritis?  Jagalah prioritas hidup Anda tetap seimbang.

Ditulis ulang dari milis trainersclub
*Illustration is powered by google