"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2012/02/21

Just Another Story of 'Silaturrahiim'

Sebelum saya memulai cerita ini, izinkan dulu saya mengajukan pertanyaan berikut ini: Sudah berapa lama terakhir kalinya Anda melakukan kontak (bisa menemui atau menelpon, sms, chat, dll) dengan sahabat-sahabat Anda? Berapa lama? Semoga tidak seperti kisah kawan di bawah ini:

Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seorang sahabat lama. Tidak terlalu lama juga. Hanya sekira dua tahun lebih kami tidak saling bertemu. Komunikasi lewat hp atau email pun sangat langka. Bukannya saya gak mau, tapi kontak saya sering diabaikannya.

Terakhir bertemu dulu ketika dia meminta informasi lowongan kerja kepada saya. Karena memang waktu dia sedang ‘unemployed’ alias sedang tidak bekerja. Tidak punya usaha atau bisnis juga, sementara usianya sudah terus menanjak naik, melewati angka 28 tahun.  Tentu saja baginya kondisi (belum punya penghasilan tetap) tersebut sangat tidak baik, lebih pula bagi seorang pemuda yang mempunyai 2 adik perempuan yang harus diperjuangkannya kelak.

Flash-back sebentar ke masa dua tahun yang lalu.
Alhamdulillahnya pada waktu itu, sangat kebetulan ada seorang kawan lain yang sedang mencari karyawan untuk perusahaan bosnya, perusahaan penjualan otomotif ternama. Dan ia pun menginformasikan juga kepada saya. Tentu saja, gayung bersambut. Lowongan ini tidak disia-siakan oleh kawan yang sedang mencari pekerjaan tadi.

Saya minta dia segera menyiapkan berkas lamaran dan bisa langsung menghadap HRD dari perusahaan yang sedang mencari karyawan tadi.  Fortunately, dia lulus di tahap rekrutmen, kemudian ikut training dan terus diterima sebagai tenaga baru di perusahaan tersebut, meski dikontrak, tapi langsung kontrak 2 tahun sekaligus. Alhamdulillah.

Semenjak itu, saya hanya mendengar kabar tentangnya dari kawan lain, atau sesekali saya lihat di laman facebook-nya. Praktis tidak ada lagi kontak dengan saya. Saya hanya berfikir positif saja, mungkin karena kesibukannya sehingga email saya juga dilewat begitu saja.

Kalau dilihat dari statusnya di facebook, terlihat dia betah di perusahaan tersebut dan tampak lebih gemuk hanya setelah 3 bulan semenjak bekerja. Sebagai teman tentu saja saya bersyukur melihat keadaannya yang tampak lebih ‘makmur’ itu.

Kembali ke masa kini.
Beberapa hari yang lalu itu (setelah berselang dua tahun), tahukah pembaca sekalian, berita apa yang dia bawa? Kenapa tiba-tiba setelah tepat dua tahun baru sempat mampir ke rumah kami? Ternyata, ini terkait dengan statusnya yang kembali menjadi ‘un-emplyed’, alias nganggur. Kontrak dua tahunnya tidak diperpanjang. Entah karena performansi kerjanya tidak bagus, atau ada alasan lain dari perusahaannya. Saya tidak tahu. Dan tidak ingin tahu juga.

Dia membuka percapakannya,’Tolong aku fren, tolong dibantu rekomendasikan ke temanmu yang di HRD kami itu’. ‘Wah wah ada apa ini’ Tanya saya. Dia pun menceritakan tentang kontrak kerjanya yang tidak diperpanjang itu.

‘Waduh, maaf banget sob, bukannya saya gak mau bantu. Tapi tiap HRD itu pasti dah punya mekanisme tentang diperpanjang atau tidaknya seorang karyawan. Dan itu baku. Tentu saja pihak lain tak bisa mempengaruhi’ Jawab saya beralasan. ‘Kalau gak, minta tolong kasih relasi lain la yang mungkin sedang butuh karyawan juga’ katanya memelas.

Sebenarnya saya sangat ingin membantu, sejauh yang saya bisa. Tapi memang saat ini saya belum dapat info lagi tentang lowongan di perusahaan-perusahaan yang kebetulan banyak staff HR-nya teman mengaji saya waktu kuliah dulu.

Seandainya aja situ menghubungi saya bulan kemarin, mungkin situ bisa ikut seleksi di tempat kerja kakak saya sob’ kata saya. ‘Iya siy, tapi bulan kemarin aku sangat yakin pasti bakalan diperpanjang.’ Katanya. ‘Nah itu lah perlunya kita menjaga sillaturrahiim, sambut saya setengah menceramahi. Udah butuh baru maksain datang silaturrahim. Waktu lagi enak terima gaji gede kemarin-kemarin, lupa ke saya’. kata saya sambil bercanda agar dia tidak tersinggung.

Tapi memang benar, pembaca sekalian, bulan kemarin dibuka lowongan untuk posisi pengawas di tempat kerja kakak saya, dan statusnya setelah satu tahun kontrak bisa berpeluang jadi ‘permanent employee’. Test masuknya pun tidak susah-susah amat. Saya yakin dengan kualifikasi yang dimiliki kawan tadi, dia bisa lulus. Namun itu lah, karena saya tidak tahu bahwa dia akan butuh maka info ‘penting’ ini saya kasih tahu ke anak tetangga, dan sekarang dia lagi persiapan proses training di situ.
---

Sementara, kawan yang sedang butuh kerja tadi, sekarang adalah hari kedelapannya mulai hunting job-vacation lagi di kompas sabtu minggu, karir.com, jobsdb.com dan situs lowongan kerja lainnya. Saya doakan segera dapat yang terbaik, sob!
---
Cerita seperti ini bisa jadi sangat sederhana, dan banyak pembaca sekalian yang pernah mendengar atau mungkin mengalaminya sendiri. Namun, bagi kita yang sedang belajar menjadi pribadi yang baik tentu bisa menarik hikmah darinya. Bahwa silaturrahiim itu sangat perlu dilakukan, baik dalam keadaan lapang atau pun sempit, sedang sibuk ataupun senggang. Terlebih dari itu, salah satu rahasia dari silaturrahiim, yakni bisa memudahkan rezeki memang terlihat dari cerita di atas. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW: ‘Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR. Bukhari Muslim).

Semoga kita termasuk dalam kategori pribadi yang baik, mudah terinspirasi dan rajin menjaga silaturrahiim. Amiin

Bandung, 21 Februari 2012

2012/02/15

Kehebatan Hikmah DNA

DNA adalah sumber segala sumber hayati sekaligus cetak biru seorang manusia.

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah dan sudah Islam). Ayah dan ibunya (lingkungannya)-lah yang kelak menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi (penyembah api dan berhala)." HR Bukhari

Ada satu modal dasar terpenting yang dikaruniakan Allah swt kepada setiap manusia yaitu DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) atau untaian asam nukleat. Siapapun orangnya , sejak zaman nabi Adam as hingga datangnya hari kiamat nanti, memiliki sesuatu didalam tubuhnya yang bernama DNA nukleat.

Andaikan tubuh manusia itu sebuah bangunan, perencanaan dan proyek lengkapnya hingga ke detail terhalus ada didalam DNA.

Semua tahapan perkembangan manusia dalam rahim ibu dan setelah kelahiran berlangsung dalam kerangka program yang telah ditentukan sebelumnya. Ialah "kode-kode rahasia" yang akan memprogram apa dan bagaimana seorang manusia, termasuk tampilan fisiknya, mulai dari rambut beserta warnanya, hidung beserta panjang pendeknya, kulit beserta warnanya, sampai telapak kaki dengan ukurannya.

DNA adalah sumber segala sumber hayati sekaligus cetak biru seorang manusia.  Pembentukan kecerdasan intelektual, motorik, dan emosi sangat bergantung kepada kualitas DNA. Demikian kualitas kesehatan manusia sangat bergantung pada kualitas DNA nya. 

Sifat biologispun diturunkan atau diwariskan melalui DNA dan struktur gabungannya yang bernama kromosom. Dengan kata lain, bentuk informasi di dalam DNA akan mengendalikan ribuan operasi dan sistem yang berjalan didalam sel dan tubuh.

Pada manusia, kerja DNA terbilang sangat unik. Apabila jalur kebahagiaan, kedermawanan, syukur nikmat, dan jalur-jalur kebaikan lainnya menjadi jalur yang sering kita pakai, jalur-jalur itupun akan menjadi kuat, aktif dan terlatih.

Andaipun kebahagiaan yang didapatnya kecil, dia bisa ditingkatkan intensitasnya. Namun sebaliknya, apabila jalur ketakutan, ketidakbahagiaan, keluh kesah, dan kufur nikmatnya yang mendominasi dan senantiasa diaktifkan gen yang aktifpun adalah gen yang akan diproduksinya hormon-hormon kecemasan, ketakutan, dan sifat agresif.

Oleh karena itu disini ada kesatuan, dimana pada orang-orang culas dan gemar maksiat, gen yang aktifnya pun adalah gen culas dan gen maksiat juga. Adapun pada otak ahli syukur dan ahli kebaikan, gen yang aktifnya pun gen cinta dan rasa syukur.

Sekali lagi semua potensi luar biasa ini ada didalam DNA. Akan tetapi, pembawaan yang terlatih dan paling sering diapakailah yang akan aktif. Ketika sedikit saja sinyal diberikan, dia akan langsung diekspresikan. Adapun yang jarang dipakai, perlahan tapi pasti akan menjadi lemah, aus, rusak dan tidak aktif. Memang, gen-gen yang aus dan jarang diapakaipun bisa saja digunakan. Akan tetapi, dia memerlukan waktu yang lebih lama dan lebih keras untuk mengaktifkannya kembali.

Dengan demikian, untuk membentuk akhlak yang mulia pembiasaan, penguatan, ataupun interalisasi nilai-nilai kebaikan harus terus dilakukan sehingga dari sebuah fikiran bisa menjadi sebuah kebiasaan dan tabiat.

Disinilah peranan lingkungan, khususnya orangtua dan guru menjadi sangat penting, itulah sebabnya Rasulullah saw mengingatkan bahwa setiap manusia terlahir dalam keadaan suci dan membawa beragam potensi yang bisa diaktifkan, akan tetapi, lingkungan lah yang berpengaruh besar dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang kelak dikemudian hari, apakah menjadi beriman atau tidak, apakah berprestasi atau malah prustasi.

Setidaknya ada enam hal positif  yang bisa ditumbuhkan pada setiap individu manusia :

1. Membuka diri untuk menyerap wawasan yang luas.
2. Memiliki keinginan atau dreams yang bisa membangkitkan energi positif dalam diri.
3. Bergaul dengan lingkungan yang baik yang dapat menstimulus dan menghidupkan gen-gen positif yang ada dalam diri kita.
4. Menginspirasi momen yang dijumpai.
5. Berusahalah untuk senantiasa berpikit positif.
6. Selalu melakukan latihan terus menerus sehingga pengaktifan DNA akan bisa dimunculkan secara spontan berimplikasi positif bagi potensi diri.

Satu hal lagi Sobat!..Jadi, badan kita ini memang akan menjadi saksi di akherat kelak (Lihat QS.Yasiin:65). Jika mulut mencoba mengingkari suatu tuduhan dalam pengadilan Allah nanti, maka yang akan membantah adalah tangan kita sendiri, dan kaki kita akan menjadi saksi. Ini adalah peringatan yang sangat kuat yang harus selalu kita renungkan.

Secara ilmiah kita bisa mengatakan bahwa badan kita ini memang bisa menjadi saksi dari seluruh perbuatan kita. Sebuah teori mengatakan bahwa sebenarnya segala kejadian di alam raya ini tidak ada yang hilang tanpa terekam.

Kejadian-kejadian itu terekam di angkasa juga di dalam diri kita sendiri. Sebagai contohnya  dari proses perekaman ini adalah fungsi DNA dan gen. DNA dan gen berfungsi sebagai perekam semua bentuk dan karakter/watak kita. DNA terdapat di dalam gen, gen ada di dalam kromosom, dan kromosom terdapat di dalam sel. Dan perlu kita tahu bahwa semua makhluk hidup memiliki sel. Baik DNA, gen, kromosom, dan sel, semuanya adalah benda-benda mikroskopis (yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop).

Tetapi justru di dalam DNA itulah terekam seluruh informasi mengenai diri kita. Apakah rambut kita ikal atau lurus, hidung kita pesek atau mancung, watak kita penggembira atau gampang sedih, watak kita supel atau tertutup, semuanya ada di dalam benda-benda yang tak terlihat oleh mata telanjang kita.

Oleh karenanya, jika Al-Quran mengatakan bahwa badan kita menjadi perekam dari seluruh perbuatan kita, adalah suatu hal yang benar adanya. Karena di dalam tubuh kita ini terdapat milyaran DNA dan gen. Dan semuanya itu kelak akan berbicara pada Allah SWT melalui tangan dan kaki kita seperti dilukiskan di dalam surat Yasin ayat 65 tsb.

Maka dari itu, semua ini harus menjadi peringatan bagi kita. Hidup di dunia hanya satu kali. Setiap kejadian yang kita alami hanya terjadi sekali. Bahkan setiap detik, menit, dan jam, tidak mungkin terulang lagi. Maka hendaknya kita terus berupaya meningkatkan kulaitas hidup kita secara SERIUS. Sebelum semuanya terlambat, yakni menyesal hebat karena tidak bisa menggunakan apa yang di dunia dengan benar sesuai tuntunan dan petunjuk Allah melalui Rasul-Nya.

Demikian semoga bermanfaat.

Referensi : Dr. Tauhid Nur Azhar
Sumber: Klik Disini

2012/02/13

Mencari Kesempurnaan

Suatu hari seorang pemuda bertanya pada gurunya. Pemuda: Guru, Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?

Guru: Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu & jangan pernah kembali ke belakang.

Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Pemuda pun kembali dengan tangan hampa . . .

Lalu guru bertanya: Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu-pun?

Pemuda: Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya tapi aku tidak memetiknya karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yang lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali ke belakang lagi!

Dengan tersenyum guru berkata: "Ya, itulah hidup. Semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada. Yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan. Marilah kita sadari bahwa apa yang kita dapatkan hari ini adalah yang terbaik menurut Allah & jangan pernah ragu, karena kesadaran itu akan menjadikan kita nikmat menjalani hidup ini. dan kesempurnaan hanyalah milik Allah."
-

Picture is powered by google