"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2013/04/25

Ikhlas Itu

Berikut ini adalah beberapa pengertian ikhlas dari beberapa orang yang sempat share pemahamannya di sebuah group BBM. Bahasanya indah dan dalam maknanya.


Ikhlas itu ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisimu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.

Ikhlas itu ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan.

Ikhlas itu ketika posisimu di atas, tak membuatmu jumawa, ketika posisimu di bawah tak membuatmu enggan bekerja.

Ikhlas itu ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangat punah.

Ikhlas itu ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan.

Ikhlas itu ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding.

Semoga bermanfaat!


MUSIM KEHIDUPAN

Dahulu kala, di sebuah pedesaan hiduplah seorang bijaksana yg memiliki empat orang putra.
Si orang tua bijaksana ini ingin sekali agar anak-anaknya bisa jadi orang yg bijaksana di dalam kehidupannya. Maka dia mengutus keempat anaknya utk pergi secara bergiliran utk melihat sebuah pohon jambu yg besar, stlh itu masing-masing hrs melapor hasil yg dilihatnya.

Si Anak pertama yang pergi pada musim dingin melaporkan kpd ayahnya, apa yg ia lihat, dia mengatakan, Pohon jambunya, jelek, tdk segar, tdk ada harapan (maksudnya tidak akan bisa berbuah jambu).

Si Anak kedua yg pergi pd musim semi, mengatakan kpd ayahnya, dia melihat pohon itu penuh dgn tunas-tunas kehidupan, sdh mulai hijau-hijau dan memiliki harapan (maksudnya akan berbuah jambu yg lebat).

Si Anak ketiga yg pergi pd musim panas, berkata pd ayahnya, dia melihat pohon jambu itu sdh mulai tumbuh jambunya yg hijau-hijau, daunnya sdh lebat".

Si Anak keempat yg pergi pd musim gugur, mengatakan pd ayahnya, pohon jambu itu sangat indah, buah-buahnya sangat indah dan sangat penuh dgn kehidupan.

Mereka berempat slg mempertahankan persepsi mrk masing-masing, melihat itu, sang ayah mengatakan kpd mereka, "Anak-anakku, semuanya tdk ada yg salah dan tdk ada yg benar, pendapat kalian semuanya benar sesuai dgn apa yg kalian lihat, karena kalian tlh melihat kehidupan pohon jambu tadi dgn musim-musim yg berbeda ...

Keempat anaknya bertanya, "Maksud Ayah".

Ayahnya menjelaskan, "Anak-anakku kalian tdk bisa menilai pohon dari hanya satu musim saja, begitu juga dengan kehidupan ini, Kalian Tidak bisa mengatakan hidup ini begitu menyedihkan, sangat berat, karena pasti di suatu waktu/musim kehidupan berikutnya, kalian juga akan mendapatkan dan merasakan kebahagiaan dan kegembiraan, begitu juga ketika sedang merasakan kebahagiaan dan kegembiraan, jangan terlalu terlena, karena kalian harus siap untuk menerima tantangan di musim lainnya.

(Komisi Jakarta - Joehanes AW)
Mailing List theprofec@yahoogroups.com

2013/03/18

Kisah 500 Santri dan 1 Payung

Alkisah, di satu desa, sudah sangat lama tidak turun hujan, sumber air mulai mengering dan penduduk mulai mengeluh. Rapat desa memutuskan untuk meminta seorang kyai bersama para santrinya untuk memimpin shalat istisqa' (shalat minta hujan) dan doa-doa.

Terkumpullah 500 orang santri bersiap shalat istisqa' dan memanjatkan doa dipimpin oleh sang kyai. Dari 500 orang santri tersebut semuanya memegang kitab suci Al Quran, tetapi uniknya dari 500 orang santri tersebut hanya ada 1 orang yang membawa kitab suci dan ... payung !!

Tentunya sang kyai juga membawa payung. Melihat fenomena tersebut, sang kyai hanya tersenyum. Sesuai shalat istisqa' dan doa bersama, sang kyai menguji sang santri yang membawa payung tersebut, "saya perhatikan dari 500 santri ini hanya kamu yang bawa payung, kenapa?"

Sang santri menjawab, "karena saya yakin hujan akan turun".

---

Apa hikmah yang bisa kita petik dari kisah diatas?

Sederhana ...

Selama ini kita begitu gigihnya berjuang, "fight", ber-jibaku demi mengejar kesuksesan. Siang hari kita bekerja penuh semangat dan antusiasme, di malam hari kita berdoa kepada Tuhan.

Tetapi ...

Perlu juga sekali-kali kita menguji diri kita sendiri, dengan mengajukan pertanyaan "apakah kita yakin kita akan sukses?" Lalu persiapan "payung" apa yang sudah kita bawa sejak saat ini?

Teman saya sibuk membangun garasi dan carport di rumahnya, padahal kemana-mana dia masih pakai motor. Ramai tetangga membicarakan gelagatnya, namun teman saya ini hanya menjawab, "Kan saya yakin bakalan punya mobil dalam waktu dekat". Yaak ... dia memang ada bisnis yang dikerjakan dan dia pun berdoa dengan khusyuk dan memang dia berencana akan membeli mobil (maklum anaknya 3, nggak muat diangkut semua pakai motor kan?).

Lalu,

Pertanyaannya ....

Sejauh mana tingkat keyakinan kita terhadap usaha-usaha mengejar sukses yang kita lakukan selama ini?

"Payung" apa saja yang sudah kita persiapkan sejak saat ini?

Yuuk, Silahkan dipersiapkan "payung" masing-masing. Semoga Tuhan berkenan mengabulkan doa-doa kesuksesan kita.

Sebab suksesnya kita adalah bukan untuk diri kita sendiri, melainkan suksesnya kita adalah sebuah amanat untuk berbagi dan membantu orang-orang lain untuk bisa sukses juga.

---

*Diemailkan oleh john.arianto@intiartamadani.com
untuk milist The Profec